Kecerdasan Majemuk |
Bismillaahirrohmaanirrohim
Halo sobats. Dulu sebelum mengetahui tentang kecerdasan majemuk, aku pernah berpikir kalau kecerdasan anak itu dilihat dari mereka yang memiliki kemampuan berhitung yang sangat bagus, atau pun mereka yang selalu meraih rangking di daftar peringkat 3 teratas. Tapi ternyata jenis kecerdasan itu tidak hanya dilihat dari yang aku sebutkan saja. Melainkan dari aspek atau kemampuan lain yang dimiliki anak, yang disebut dengan kecerdasan majemuk.
Pertama kali aku mengetahui jenis kecerdasan majemuk ini pun ketika aku sudah bekerja. Kebetulan saat itu aku sedang mengerjakan raport untuk salahsatu taman kanak-kanak. Pada lembaran buku penilaian sekolah anak TK tersebut aku mendapati penjelasan mengenai daftar kecerdasan majemuk tersebut. Yang berarti, setiap anak memiliki memiliki kecerdasan dalam aspek lain. Bukan yang hanya juara saja.
Nah, walaupun belum menjadi orangtua, tapi aku akan membagikan informasi mengenai jenis kecerdasan majemuk, yang mungkin bisa menjadi referensi bagi para orangtua maupun calon orangtua bahwasanya setiap anak itu unik dan memiliki kecerdasannya masing-masing. Jadi, simak hingga akhir ya sobats.
Mengenal Kecerdasan Majemuk
Pakar psikologi dari Amerika Serikat, Howard Gardner, Ph.D., adalah orang yang mengenalkan konsep kecerdasan majemuk atau multiple intelligences ini. Teori majemuk merupakan salahsatu teori belajar yang menjadi sumber kekuatan bagi pendidik. Di mana setiap pendidik harus belajar meyakini bahwa dibalik keterbatasan siswa, tentu juga memiliki kelebihan yang belum tereksplor dengan baik.
Meski begitu peran sebagai orangtua juga dibutuhkan untuk anak dapat mengembangkan bakatnya. Mengingat bahwa jenis kecerdasan tidak berdasarkan IQ-nya saja. Melainkan bisa dari berbagai bidang hingga kemampuan lain yang anak miliki. Karena setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan. Anak dengan banyak kemampuan disebut multitalenta, atau memiliki kecerdasan majemuk.
Adakalanya ada orangtua yang menilai bahwa anaknya tidak memiliki kecerdasan karena melihat nilai rapornya. Padahal bisa jadi, mereka memiliki kecerdasan yang lebih tinggi di bidang lain. Sehingga, dengan mengenal kecerdasan majemuk ini. Bisa menjadi bekal orangtua mengetahui bahwa makna kecerdasan itu tidak terbatas. Bahkan bisa jadi dalam diri mereka terdapat banyak potensi yang bisa dikembangkan.
9 Jenis Kecerdasan Majemuk
Nah, berikut ini adalah kecerdasan majemuk berdasarkan Teori Howard Gardner yang awalnya di tahun 1983 terdapat 7, kemudian di tahun 1990 ada 8, hingga dalam perkembangannya muncullah 9 jenis kecerdasan majemuk. Di antaranya adalah:
1. Verbal-Linguistik / Kecerdasan Bahasa atau Linguistik
Kecerdasan atau keterampilan pada anak yang memiliki kepekaan terhadap bahasa. Meliputi: tata bahasa, struktur kalimat, bunyi, fungsi, hingga permainan bahasa. Selain itu bisa dilihat dari pemahaman anak pada kegiatan membaca, menulis, dan berbicara. Anak dengan kecerdasan bahasa atau linguistik ini, biasanya senang bercerita, membaca buku, belajar kosa kata baru, maupun menghafal.
2. Kecerdasan Logika Matematika / Logis-Matematis
Kecerdasan logika matematika ini adalah mereka yang memiliki keterampilan dalam menggunakan logika, dan mengolah angka. Selain itu, mereka juga mampu memahami pola, baik secara visual, pun dari pemahaman terhadap jumlah, warna, hingga pikiran.
Anak dengan kecerdasan logika matenatika, mereka senang berpikir dengan terstruktur, mampu mengingat angka dan suka matematika, pun menyukai permainan yang melibatkan strategi.
3. Kecerdasan Visual dan Spasial
Pada kecerdasan visual ini anak memiliki ketertarikan pada gambar. Hal ini berkaitan dengan kemampuan mereka dalam menggunakan imajinasi, senang dengan bentuk, gambar, pola, tekstur, dan desain. Mereka lebih suka kegiatan seperti menggambar daripada bercerita, melukis, mewarnai, building block, prakarya dan lain sebagainya. Oh ya, anak dengan kecerdasan visual spasial ini juga lebih mudah menghafalkan wajah daripada nama, loh.
4. Kecerdasan Kinestetika atau Jasmani
Jenis kecerdasan kinestetis atau jasmani ini adalah kemampuan seseorang yang mampu memahami koordinasi anggota tubuhnya dengan baik. Ciri utama pada aktivitas fisik kecerdasan ini berupa tarian atau olahraga. Dalam hal ini, mereka termasuk aktif pada kegiatan yang melibatkan fisik.
Anak dengan kecerdasan kinestetis ini juga cenderung mudah bosan, atau tidak dapat diam dalam waktu yang lama. Sehingga mereka bisa menyukai kegiatan seperti naik sepeda, meniru gerakan orang lain, yang pasti selalu aktif.
5. Kecerdasan Ritmis atau Musikal
Kecerdasan musikal ini terlihat dari kemampuan mengenali, memahami, nada, irama, suara, melodi, irama, ketukan, vibrasi, sehingga tercipta alunan musik yang baik. Selain menyukai kegiatan bernyanyi maupun mendengarkan music, mereka juga mampu memainkan alat musik dan mengingat nada serta irama.
6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan Interpersonal adalah keterampilan seseorang dalam memahami, dan berinteraksi dengan orang lain. Mereka memiliki jiwa sosial yang tinggi, rasa percaya diri, rasa empati untuk orang di sekitarnya, dan sensitive terhadap perasaan dan pikiran orang lain. Anak dengan kecerdasarn interpersonal mampu bekerja dalam tim, dan menyukai kegiatan atau permainan bersama teman.
7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan seseorang yang cerdas dalam memahami diri sendiri dari mulai kelebihan, kekurang, serta motivasi untuk diri sendiri. Mereka juga mampu merenung tentang segala hal yang penting, membuat perencaan yang baik dan memiliki keputusannya sendiri.
Anak dengan kecerdasan intrapersonal termasuk mereka yang senang mengoleksi barang yang memiliki arti baginya. Seringkali membutuhkan tempat sepia tau tenang untuk aktivitasnya.
8. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan Naturali adalah ketertarikan seseorang pada hal yang berkaitan dengan alam. Seperti mengenal binatang dan tanaman. Mereka senang menjelajahi alam sekitarnya dan mengenal makhluk hidup lain. Contoh anak dengan kecerdasan naturalis ini, adalah mereka yang senang menyelidiki hal yang ditemukannya di alam, memelihara binatang, dan lain sebagainya.
9. Kecerdasan Eksistensial
Merupakan jenis kecerdasan majemuk yang baru aku ketahui juga. Kecerdasan eksistensial ini adalah kemampuan seseorang yang mampu berpikir mendalam terhadap eksistensi manusia dan alam serta. Selain itu, mereka juga menyertakan ajuan pertanyaan filosofis seperti: apa arti sebuah kebahagaian? Apa itu kematian? Dan lainnya.
Kecerdasan eksistensial ini tak jarang bisa dihubungkan dengan kecerdasan spiritual. Karena tampak berat untuk anak-anak.
Nah sobats, itu dia Sembilan jenis Teori Kecerdasan Majemuk menurut Howard Gardner yang bisa aku bagikan kali ini dalam tema parenting. Dengan mengetahui jenis kecerdasan majemuk tersebut juga bisa membantu orangtua untuk merangsang, mengasah, dan meningkatkan perkembangan diri anak agar ia dapat mencapai potensi maksimalnya.
Meski demikian, kecerdasan atau intelektual anak juga terbentuk oleh beberapa faktor lain, seperti: hereditas (keturunan/genetik), ASI, nutrisi, lingkungan, dan kreativitas diri. Meski demikian, orangtua bisa memahami, dan mengamati anak agar dapat berkontribusi dalam mengembangkan bakat yang mereka miliki.
Semoga informasi yang aku bagikan kali ini bermanfaat. Jangan lupa tinggalkan komentar kamu di kolom yang telah disediakan, ya. Feel free to drop your comments. Terima kasih sudah membaca dan berkunjung di artikel ini. Sampai jumpa pada artikel berikutnya.
~blessed
Khoirur Rohmah
Referensi:
https://www.beberoosie.co.id/articles/yuk-kenali-bakat-anak-lewat-teori-kecerdasan-majemuk/
https://www.gramedia.com/best-seller/kecerdasan-majemuk/
Baru mendengar tentang kecerdasan majemuk ini, pernah berpikir begitu. Di balik keterbatasan seseorang pasti ada kelebihannya. Seperti seseorang yang kurang di bidang akademik, bisa jadi lebih unggul di bidang non akademik. Menambah wawasan, nih, terima kasih informasinya!
BalasHapusMenarik banget ulasannya mba. Jadi pengin lebih menggali karakter anak deh supaya tau jenis kecerdasan apa yang menonjol dan perlu diasah.
BalasHapusada 9 ya mba, dari 9 itu ada yang paling menonjol dan bisa juga harus diasah lebih. Kayaknya kalau aku nggak pintar hihiiii, kok jadi ngomongin akoh. Jadi teringat kata bapak, gapapa nggak pintar asal rajin. Aku baru ngeh yg kecerdasan eksistensial, kaitannya dengan spiritual ya, aku juga baru tau ini mba, makasih ya infonyaa^^
BalasHapusIni yang harus betul2 dipahami oleh para orang tua ya, Mbak. Karena enggak sedikit orang tua menilai kecerdasan anak hanya yang tertuang pada nilai rapor.
BalasHapusBanyak ya jenisnua, aku ahak binging anak2ku ini tipe yg mana ya karena tiap kecerdasan ada sedikit kemiripan, kayanya hrs tes psikologi biar tau ya
BalasHapusKecerdasan anak tak hahya ada 1 macam, saya jg baru paham soal ini. Saya kira anak saya hanya cerdas visual ternyata dia punya kemampuan lebih di luar itu. Alhamdulillah. Tugas orang tua ialah membantu anak mengasah kemampuan dan kecerdasannya itu
BalasHapusOrtu kudu sadar bgt tentang hal ini.
BalasHapusKarena terkadang ortu ambis memaksakan anak kudu jago math, padahal anaknya jago musik dan cerdas interpersonal misalnya
Kan ya kasian tho.
Aku setuju bahwa kita semua cerdas, hanya saja kecerdasannya di bidang apa, itu yang jadi pembeda. Jadi inget Ria Ricis, yang kalau dibandingkan dengan dua kakaknya, dia paling lemah di akademis. Tapi kita bisa lihat sekarang justru dia yang paling menonjol. 😁
BalasHapusAku termasuk yang suka ngoleksi barang-barang sepele, nih. Trus lebih suka menyendiri juga. Hihi. Kayaknya anakku ada yang nurun, deh.
BalasHapusNah kalo anakku yang no.4, dia lebih suka bercerita tanpa diminta. Hemm.. tiap anak emang unik dan punya kecerdasan masing-masing :)
Pengetahuan ttg kecerdasan majemuk ini menolong banyak orangtua untuk tidak lagi menekankan pencapaian tertentu pda anak. Seperti zaman dulu, kayaknya para ortu juga ikutan ambis anaknya masuk A1 atau A2, trus kalau sampai masuk bahasa, dianggapnya masuk jurusan buangan. Padahal kalau anak cerdas bahasa sampai bisa jadi polyglot, itu kan cerdas banget.
BalasHapusBersyukurnya, zaman sekarang, profesi juga lebih variatif. Semua jenis kecerdasan tampaknya ada jalur profesinya. Mudah2an kita sbg orangtua bisa membersamai anak mengembangkan kecerdasannya.
Teori ttg kecerdasan ini emang banyak dianut oleh guru, psikolog, dll. Makanya selalu ditekankan supaya enggak membanding2kan anak karena masing2 anak memiliki kekuatan dmn, cerdas apa. Walau kalau imbang semuanya rasanya lbh baik ya. Tugas ortu menstimulasi dan membimbing anak2 emang yaa.
BalasHapusWah iya mbaa,thx sharingnya bagus bangett. Bener,dan di sekolah-sekolah TK dan SD sudah ada malah poster besar yang terpampang tentang jenis-jenis kecerdasan siswa masuk ke yang mana,dan orang tua jadi bisa lebih paham tingkat kecerdasan anak. Makasih infonya mbaa :)
BalasHapusnoted banget mba, aku baru tau kalo 9 jenis kecerdasan itu masuknya ke dalam kecerdasan majemuk. Kemampuan dan kecerdasan anak jaman sekarang, udah gabisa terpatok sama dia juara di kelas/tidaknya ya
BalasHapusPunya tiga anak, jadi tau kalau tiap anak punya kecerdasan yang berbeda-beda. Jadi aku gak maksa tiap anak harus cerdas semuanya. Fokus pada 1-2 kecerdasan aja. Sisanya cerdas biasa aja gpp hehehe
BalasHapusAku setuju banget untuk orangtua dan sekolah yang menanamkan kecerdasan majemuk ini. Karena sadar banget kalau tupai gak bisa dipaksa berenang dan ikan tidak bisa melompat. Jadi memang masing-masing anak memiliki kecerdasannya masing-masing yang harus diasah untuk meninggikan gunung dan meratakan lembah.
BalasHapusEaa...komen aku ini bagaikan Mamaknya Ninja Hattori deshouu...
Setiap anak punya bakatnya masing-masing ya mbak
BalasHapusSebagai orang tua harus paham tentang kecerdasan majemuk ini
Eh iya lho, saya juga baru tahu kecerdasan ekstensial ini. Tapi memang ada sih orang-orang yang bisa berpikir sangat mendalam tentang hidup dan kehidupan.
BalasHapus