Bismillaahirrohmaanirrohim
Halo sobats, kamu tentu percaya, kalau menikah bukanlah perkara yang setiap harinya akan dipenuhi hal-hal yang berbunga-bunga saja. Kejadian sulit yang jauh dari ekspektasi bisa juga terjadi, dan mungkin mempengaruhi suasana hari-harimu.Tapi bukan berarti harus takut melangkah jika calon dan segala sesuatunya sudah ada ya. Yakin dan percaya, hal-hal tak terduga setelah menikah itu bisa membuat kamu lebih mengenal pasangan satu sama lain dan harapannya bisa mengarungi hari-hari berikutnya dengan belajar dari pengalaman setelah menikah yang telah dilalui.
Sebenarnya artikel ini terinspirasi dari podcast Parent’s Whisperer yang sudah lama kudengarkan di aplikasi Kurio. Kebetulan banget tadi pas pengen dengerin podcast, nemu tema yang menarik, dan sontak membuatku ikut tertawa karena fakta yang disampaikan oleh Kak Kiki tersebut. Bahkan aku juga menunjukkan isi fakta tersebut kepada suami. Dia pun juga ikut mengangguk, tanda menyetujui pernyataan Kak Kiki dalam podcast. ⌣
12 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Memutuskan untuk Menikah ini berisi rangkuman dari 12 Chapter yang terdapat dalam buku Things I Wish I’d Known Before We Got Married buku Karya Gary Chapman yang juga disampaikan kak Kiki dalam Podcast Parent’s Whisperer. Dan kesemuanya benar-benar berisi fakta sesuai realita. Jadi, hampir bisa dipastikan tidak akan meleset dari dugaan. Bisa dikatakan ini adalah terjemahan dari poin-poin yang ada pada buku tersebut yah, sobats.
So, buat kamu yang akan menikah, jangan ragu-ragu untuk melangkah ketika sudah membaca artikel ini ya. Jadikan bacaan ini sebagai referensimu untuk menjalani statusmu nantinya. Terus, buat kamu yang sudah menikah dan membaca artikel ini, jangan merasa menyesal karena baru membacanya sekarang yah. Hahahaa. Soalnya aku juga begitu, namun bisa jadi pembelajaran untuk berbagi pengalaman kepada orang terdekat yang membutuhkan wejangan sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.
Berikut, 12 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Memutuskan untuk Menikah. Simak semuanya ya. Yuk cek lagi dengan calon pasanganmu, atau kalau yang sudah menikah, bisa jadi bahan obrolan dengan separuh jiwanya ya, baik suami atau istrinya. Check this out :
12 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Menikah
1. Jatuh Cinta Bukanlah Pondasi Utama yang Memadai untuk Membangun Pernikahan Yang Sukses
Pada podcast Parent’s Whisperer ini dikatakan kalau seseorang itu bisa terobsesi dengan pasangannya selama dua tahun lamanya. Hal ini terjadi karena kamu pasti setuju kalau emosi bisa berubah setiap waktu, dan obsesi untuk jatuh cinta juga bisa memudar seiring berjalannya waktu.
Sehingga, baiknya setiap pasangan membutuhkan pondasi yang substansial daripada sekadar obsesi cinta saja. Dengan demikian, keduanya dapat mengenal pasangan satu sama lain. Memang tidak selamanya yang kenal beberapa tahun akan berjalan dengan baik pernikahannya, pun sebaliknya. Ada juga yang baru kenal, bisa lanjut dan langgeng selalu, pun ada juga yang sebaliknya. Jadi, segalanya tentu relatif yah. Tidak bisa disama ratakan.
2. Cinta Romantis Itu Memiliki 2 Tahap
Dikatakan cinta romantis kalau melalui dua tahap yang mana tahap pertama berupa ”Jatuh Cinta”. Seseorang yang jatuh cinta akan rela melakukan apapun demi pasangan. Ini pun juga hal yang alami. Bahkan bisa jadi tidak akan ada paksaan dari manapu, istilahnya sih bucin akut lah, hehee.
Tahap kedua dari cinta romantis itu adalah ”Effort”. Perjuangan seseorang bisa dikatakan sebagai cinta romantis bisa dilihat dari bagaimana pengorbanan terhadap pasangan lebih banyak disengaja atau diusahakan.
3. Ungkapan ”Like Mother Like Daughter, Like Father Like Son” Bukanlah Mitos Belaka
Percaya nggak sih, kebanyakan dari kita sebenarnya memiliki mindset yang secara tidak langsung seperti orangtua kita. Walaupun mungkin tidak langsung diakui atau denial. Namun nyatanya hal ini bener adanya loh. Jadi bukan lagi mitos, melainkan FAKTA. Hal ini terjadi ketika secara khusus kita cenderung mengulangi pola komunikasi yang kita terima saat kita bertumbuh, terutama komunikasi dengan kedua orangtua.
Untuk mengatasi hal ini, kamu perlu membicarakannya dengan pasangan terkait kecenderungan positif atau negatif yang mungkin saja bisa berulang ketika menikah nanti supaya bisa dihindari. Hal-hal negatif yang mungkin berdampak nantinya, seperti misal trauma di masa kecil, atau perlakuan ayah terhadap ibu, dan lainnya. Tahu nggak, kalau bagian inilah yang membuat aku dan suami tertawa, hahhaa.
Sehingga, dengan menyadari kecenderungan tersebut sedari dini untuk kemungkinan di masa depan dan mengobati luka agar pola negatif tidak terulang saat kamu dan pasangan telah bersama dalam satu ikatan sah.
4. Bagaimana Menyelesaikan Perselisihan Tanpa Berdebat
Wait, emang bisa ya menyelesaikan perseliihan tanpa berdebat? Yuk coba tulis di kolom komentar, ya. Dalam sebuah pernikahan kita harus paham dan menerima kenyataan bahwa kita nantinya akan mengalami yang namanya konflik. Hal ini juga bukanlah sebuah tanda lahirnya kata-kata seperti:
”Harusnya aku nggak nikahin nih orang,” – bukan seperti itu ya.
Perselisihan itu sebuah hal yang biasa terjadi. Saat kita nggak mau mendengar pendapat pasangan, yang ada nanti hal tersebut berubah menjadi sebuah argumen semata.
5. Permintaan Maaf itu adalah Kekuatan
Dalam sebuah pernikahan, Meminta Maaf adalah salahsatu hal dasar ikatan sah yang sehat. Sebagai pasangan tentu seringkali ada perasaan kehilangan terhadap apa yang kita butuhkan satu sama lain. Semisal perasaan cinta yang dulunya bisa dag dig dug ser, bisa jadi hilang seiring berjalannya waktu. Karena hal tersebut disebabkan karena terlalu sering melewati proses yang bernama minta maaf. Jangan gengsi untuk meminta maaf terlebih dahulu ya.
6. Pengampunan itu Bukanlah Perasaan
Mengakui pengampunan itu termasuk bentuk keputusan, bukan perasaan. Hal ini terjadi karena memaafkan pasanganmu memang tidak akan membuat ingatan lukamu akan hilang, atau bahkan seperti membangun kembali kepercayaan sama pasangan. Bukan itu. Namun, hal ini sama halnya dengan kamu ingin menawarkan kemungkinan rekonsiliasi untuk terus bergerak maju membawa kapalmu dan pasangan terus melaju.
7. Toilet itu Tidak Bisa Bersih dengan Sendirinya
Sobats, kamu tidak akan bisa menghindar dari kenyataan kalau rumah atau ruangan yang kamu huni berdua akan berantakan, sehingga nantinya bisa menjadi bahan perdebatan di kemudian hari setelah menikah. Misal, menaruh handuk, baju di lemari, menaruh sepatu, atau hal-hal lainnya.
Oleh karena itu, kalau kamu atau pasangan adalah orang yang rapi, kamu harus mengetahui calon pasanganmu juga, apakah dia juga sama denganmu yang ingin segala sesuatunya rapi atau tidak. Jadi, kamu bisa menetapkan ekspektasi sedari awal,agar nantinya tidak akan menjadi masalah.
8. Kamu Butuh Sebuah Rencana dalam Mengelola Keuangan
Salahsatu alasan besar penyebab keretakan Rumah Tangga seseorang setelah perselingkuhan itu adalah DUIT. Oleh karena itu, kamu harus tahu dan perlu banget mengerti dan paham soal manajemen keuangan untuk persiapan membangun rumah tangga sebelum menikah.
Buat kamu yang belum terbiasa, kamu dapat mencatat semua pengeluaran, pemasukan, tabungan berapa banyak, zakat yang harus dikeluarkan, bisa berhutang maksimal berapa banyak. Nantinya siapa yang akan menjadi pengelola keuangannya. Ini penting banget loh, lebih baik diomongkan lebih awal biar tidak jadi beban, karena persoalan keuangan emang harus detail dan seribet itu. Apalagi kalau dua duanya sama kerja, atau salahsatunya kerja.
9. Pemenuhan Seksual Secara Timbal Balik itu Tidak Otomatis
Untuk pasangan yang tidak pernah melakukan hubungan badan sebelum pernikahan itu kan tidak tahu bagaimana nantinya hal ini jangan sampai ada masalah. Karena seks itu penting banget. Sehingga nantinya ketika sudah menikah dan ada yang ingin kamu sampaikan mengenai seksualitas dengan pasangan, jangan sungkan-sungkan. Bicarakan langsung ya.
10. Ketika Menikahi Seseorang, Kamu Juga Menikahi Keluarganya
Sebelum menikah, baiknya kamu membahas hal-hal seperti :
- Mau tinggal di mana nantinya
- Kira-kira bakal cocok dengan mertua apa tidak?
Hal-hal sedikit sedikit dari sekian hal yang harus kamu ketahui dan menjadi pembahasan antara kamu dan pasangan. Jangan sampai ada kejadian seperti dongkol di kemudian hari gara-gara perselisihan pendapat terkait hal tersebut.
11. Spiritualitas itu Tidak Bisa Disamakan Dengan Pergi ke Tempat Ibadah
Spiritualitas ini berkaitan dengan ibadah. Dalam sebuah pernikahan agama menjadi hal yang pokok. Sekalipun keimanan seseorang menjadi hal personal, baiknya kamu juga lebih tahu dan saling terbuka masing-masing. Khawatirnya kalau kamu sudah menikah , dan kamu baru tahu kalau pasanganmu ada orang yang radikal, atau sebaliknya. “ih, kok malas ibadah, ya?”. Nah kan, gimana?
12. Kepribadian itu Sangat Mempengaruhi Perilaku
Tentu untuk pasangan yang belum menikah, segala sesuatunya akan terlihat se-excited memang. ”Enak ya, kalau udah menikah, kalau tidur ada yang nemenin. Pagi ada yang bangunin, sarapan dimasakin,”. Etapi ternyata, pasangan kamu bukanlah morning person. Lohh, lohh, gimana terus? Buyarlah semua harapan .
Misal lagi, kamu adalah orang yang keras kepala, lalu dapat pasangan yang lembut. Pada kenyataannya, setelah menikah, sifat keras kepala kamu justru nular ke pasanganmu yang lembut tersebut. Terus nggak jadi lembut lagi deh.
Nah, perbedaan-perbedaan seperti itu perlu dipahami dan perlu diseimbangkan nantinya ketika sudah menikah. Karena hal tersebut bisa jadi akan berubah menjadi sesuatu yang rumit juga.
Semoga setelah membaca artikel ini, kamu dan calon pasanganmu bisa melalui masa-masa pranikah dengan baik. Dan untuk kamu yang sudah menikah, kamu dapat melalui segala drama pernikahan dengan pasanganmu untuk terus mengarungi lautan kehidupan di depan yah, sobats.
Jadi, sobats. Pernikahan itu adalah sebuah komitmen yang di dalamnya banyak sekali kesenangan, dan banyak pula kepahitan yang mungkin terjadi. Drama kecil hingga besar akan selalu ada dalam menjalankan ikatan yang sah untuk sebuah ibadah terpanjang ini. Artikel ini ditulis bukan semata untuk menakuti kamu yang akan menikah, ya. Melainkan, dengan bacaan ini, kamu bisa lebih baik dalam mempersiapkan PERNIKAHAN kamu, dengan meminimalisir terjadinya hal-hal buruk di kemudian hari. Sedia payung sebelum hujan lah ya.
Semoga artikel dari perempuan yang baru menjalani pernikahan yang seumur jagung ini bisa bermanfaat yah, sobats. Apabila merasa bacaan ini bermanfaat dengan senang hati, kamu dapat membagikannya kepada orang terkasih secara langsung atau melalui sosial media, ya. By the way, Terima kasih sudah membaca dan berkunjung di artikel ini. Jangan lupa tinggalkan komentar kamu di kolom komentar, okay. Feel free to drop your comments. See you on the next article
~tabik
Khoirur Rohmah
Bacaan yang bergizi sekali.
BalasHapusPaling jleb sama poin poin terakhir. Mulai dari sudut pandang soal agama, kedekatan dengan keluarga, dan lainnya. Ada banyak obrolan dari hati ke hati, bertanya pada teman (yang netral tentunya) mengenai si calon, juga memikirkannya matang-matang sebelum mengiyakan ajakan menikah. Jangan sampai juga menikah karena dikejar umur. Dan komunikasi juga perjuangan untuk saling mengerti itu, seumur hidup.
Wah iya, nggak cuma cinta aja yang bisa menyatukan dua pasangan, tapi banyak faktor lainnya juga. Saya aja kenal setahun, terus langsung nikah. Sepertinya podcast nya asyik banget nih ya... Makasih sharing nya
BalasHapusHemm ngena banget ini kehidupan pernikahan memang tidak mudah dan 12 hal ini perlu banget dilakukan. Komunikasi menjadi hal penting di antara hubungan keluarga.
BalasHapusJadi panduan banget nih untuk yang mau menikah. Semoga dipertemukan dengan jodoh dunia akhirat
BalasHapusKomunikasi menurut saya hal yang tidak bisa diabaikan saat setelah menikah. Meski ada anggapan sudah jadi suami istri, harusnya sudah saling tahu keinginan dan sifat masing-masing, tali tanpa komunikasi semua itu tetap canggung. Jadi tetaplah berkomunikasi meski sudah jadi suami istri...
BalasHapusSaat memutuskan mantap menikah dengan suami, aku malah mendahulukan 2 point terakhir loh mbak. Kemudian baru mendiskusikan hal-hal lainnya.
BalasHapusLumayan banget ya ulasannya. Benar2 menyentuh segala aspek. Tapi, memang urusan pernikahan bukan hanya ijab kabul semata tetapi banyak aspek yang bakal jadi pertimbangan. Jadi perlu dipersiapkan dengan baik.
BalasHapusSepakat, Mbak ....
BalasHapusPernikahan itu adalah sebuah komitmen yang di dalamnya banyak sekali kesenangan, dan kepahitan yang mungkin terjadi. Drama kecil hingga besar akan selalu ada dalam menjalankan ikatan yang sah untuk sebuah pernikahan
memang, setelah menikah sifat masing masing itu akan mempengaruhi pasangan. Yang kuat itulah yang menang, banyak melakukan pembicaraan dari hati ke hati dapat memberi arah, sifat mana yang lebih baik dipertahankan dan sebaliknya...
BalasHapusMenikahi pasangan, berarti juga "menikahi" keluarganya, dan ini bener banget, ketika keluarganya sefrekuensi dengan kita bisa lebih damai hidupnya ya kak.
BalasHapusKalau temanya ini, kita sepertinya saingan deh mba. Haha
BalasHapusNo problemo lah. Tulisannya mantap penuh makna. Jangan lupa terus mengaksara hingga tombol spasi lelah bekerja.
Sebelum menikah memang banyak sekali yang perlu dipikirkan. Namun kasaja. Ya memang pasti ada konflik, namanya juga hidup. Yang pasti pernikahan itu belajarnya seumur hidup. Akan selalu ada masalah, tapi kita hanya perlu kepala yang dingin dan hati yang lapang untuk menyelesaikannya.
BalasHapusahh mantap ini artikel nya
BalasHapusbagaimana sebenarnya membangun pernikahan itu nggak mudah
bukan jatuh cinta, tapi harus bangun cinta
Asli mantep bener mbak. Menikahi keluarga nya juga. Nah siap siap yang tinggal serumah ama mertua nih. Soalnya aku juga ngalamin. Mental, batin kudu siap juga
BalasHapusWoaahh artikelnya berisi sekali kak, hemmm oke banyak juga pertimbangannya yaa walaupun gak ada manusia sempurna sih, setidaknya kita sendiri harus berusaha menjadi versi terbaik dalam hidup.
BalasHapusMengenal pasangan emang penting sejak sebelum menikah ya... dan itu bukan perkara mudah.. apalagi kalau mau tahu yang aslinya bener-bener asli bukan pencitraan.
BalasHapusSetuju banget kalau memang banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum menikah. Bukan semata mempersiapkan pesta pernikahan saja, tetapi menyiapkan kehidupan setelah menikah.
BalasHapusDan memang benar banget sebelum menikah harus mengetahui dari berbagai sudut pandang baik secara ekonomi, psikologi, dan agama
BalasHapusSeandainya para pasangan mempunyai mindset seperti hal-hal yang disebutkan di atas, niscaya tidak ada lagi salah paham sehingga menyebabkan pertengkaran dalam jalinan pertunangan hingga berumah tangga
BalasHapusInformasi yang seperti ini harusnya dipahami dengan baik oleh calon pengantin. 100% benar kedua belas hal tersebut! Saya yang sudah belasan tahun menikah sudah membuktikannya. Kalau 12 hal ini dimengerti oleh calon suami istri, ke depannya pernikahan akan lebih nyaman dijalani.
BalasHapusTulisan yang sangat berbobot sekali 😍 semoga bisa menjadi petunjuk buat yang ingin menikah yaa
BalasHapusKehiduoan pernikahan memang gak selama happily ever after seperti di dalam buku dongeng. Tapi dengan memberikan banyak ruang untuk berpikir dengan hati terbuka, maka kita akan bisa mencocokkan sifat kita dengan pasangan.
BalasHapus**komentar aku berasa tuwwa sekali, sodara-sodara, hahaha...maafkan.
Terima kasih catatan pranikah-nya, Mbak.
BalasHapusIni jd catatan buat aku yg belum menikah. Hehehe. Doain ya, semoga disegerakan.