Bismillaahirrohmaanirrohim
Halo Sobats, mendengar nama Start Up, mungkin kamu tidak akan asing dengan berita yang merebak beberapa waktu yang lalu. Ya, tentang apalagi kalau bukan drakor “Start Up” yang menggegerkan jagat sosial media hingga menjadi perbincangan di berbagai grup chatting. Karena, selain membahas kesuksesan dalam bisnis dan perusahan, yang juga dibumbui dengan konflik percintaan lalu hadirlah dua kubu: DosanXDalmi, dan Ji PyeongXDalmi, drakor ini juga sarat akan edukasi bagi seseorang yang ingin membangun sebuah perusahaan rintisan.
Tidak jauh berbeda dengan drakor Start Up, di sini saya akan memberikan informasi kepada sobats mengenai program yang diprakarsai oleh sebuah organisasi yang bertujuan untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi di wilayah 3T atau terdepan, terluar, dan tertinggal, di Indonesia dengan mengajak berbagai komunitas maupun start up. Kira-kira, program tersebut apa ya? Let’s check this out…
Program Dayamaya BAKTI Kominfo
Program Dayamaya merupakan inisiatif dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan visi mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital Indonesia khususnya di daerah 3T.
Program ini melibatkan beberapa stakeholder terkait, termasuk mengajak para pelaku Start Up, penggiat e-commerce, komunitas, kelompok masyarakat, dan UMKM digital yang ada di Indonesia untuk bersinergi dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat di kawasan 3T.
“Melalui peran start up, komunitas, dan UMKM yang terlibat, kami harapkan dapat mempercepat kemajuan di daerah 3T. saat ini sudah ada lima inisiatif, dari 18 yang terpilih pada tahun 2019, yang mulai berproses di masyarakat. Kami yakin dengan peran serta mereka, akan segera terjadi perubahan di daerah 3T menuju ke arah yang lebih baik,” Kata Danny Januar Ismawan, selaku Direktur Layanan TI untuk masyarakat dan pemerintah.
Untuk tercapainya visi dari program Dayamaya tersebut, BAKTI telah memfasilitasi stakeholder tersebut dengan berbagai hal yang mencakup: pelatihan SDM, eksekusi survey pasar, infrastruktur teknologi, hingga sosialisasi dan pemasaran.
Start Up yang Siap Terjun Lapangan
Ada sekitar 18 inisiatif yang siap terjun dalam menggerakkan perekonomian digital di daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T) yang fokus untuk pengembangan pada 7 sektor yang meliputi: kesehatan, pendidikan, agribisnis, pariwisata, fintech, logistik, e-commerce.
“Fokus utama dari program ini adalah memastikan solusi yang dibuat oleh start up dan komunitas ini memang menjawab permasalahan nyata yang ada di masyarakat. Maka dari itu, Dayamaya akan memfasilitasi start up dan komunitas terpilih untuk melakukan riset lapangan langsung ke daerah 3T yang dituju,” – Danny Januar Ismawan.
Setelah melalui seleksi yang ketat, maka terpilihlah beberapa inisiatif untuk menjalankan program Dayamaya ini. berikut di antaranya: Aku Pintar, Andil.id, Atourin, Bantuternak, Berkahbarang.id, Binar Academy, Cakap, Dycodex, i-tallenta, jahitin, Kalikesia, Ladang, lindungihutan, Ngalup.co, Pijar, SahabatGo, Smart Solution, dan Tapakita.
Namun, di sini saya akan membahas 3 start up yang telah terpilih tersebut ya. Di antaranya: Atourin, Cakap, dan Jahitin.
Start Up Pertama : Atourin
Atourin atau PT. Atourin Teknologi Nusantara adalah perusahaan teknologi di sektor pariwisata yang memberikan layanan one-step-solution kepada para wisatawan, seperti penyediaan informasi obyek wisata se-Indonesia, rekomendasi rencana perjalanan ke berbagai destinasi di Indonesia, dan jasa pemesanan pemandu wisata tersertifikasi.
Yuk, mau kemana kita? |
Visi Autorin adalah untuk memajukan industri pariwisata Indonesia dan berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui implementasi teknologi serta menjadi perusahaan teknologi pariwisata raksasa di Indonesia dan kawasan regional.
Selain menyediakan jasa dan layanan baik secara online maupun offline, pada tahun 2019, Atourin dapat berkesempatan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna melalui program Dayamaya.
Ini Pelatihan secara daring ya |
Menurut Reza Permadi sebagai Tim Operasional Atourin, tahun 2019 terdapat 10 pemandu wisata di Natuna yang sudah memiliki lisensi, lebih berani melakukan self branding, dan mulai memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi. Hal itu diharapkan akan ada lebih banyak pemandu wisata yang berlisensi.
“Di masa pandemi ini, salahsatu program kami yaitu, melakukan pelatihan secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia. Kami ajarkan bagaimana cara membuat tur virtual. Salahsatu sektor yang paling terdampak akibat pandemi adalah pariwisata. Dengan pelatihan ini, diharapkan pemandu wisata dapat memanfaatkan internet untuk menghadirkan layanan virtual tour baik kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.” – Kata Reza.
Untuk mengetahui lebih lanjut Atourin dalam menemanimu melakukan perjalanan wisata, kamu dapat mengakses website https://autorin.com/id
Start Up Kedua : Cakap
Cakap merupakan platform online untuk pembelajaran bahasa asing yang mendukung pengembangan daerah wisata dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dari sisi penguasaan bahasa, utamanya untuk pembelajaran bahasa Inggris.
Udah siap belajar Bahasa Inggris apa belum nih? |
Berkat program Dayamaya, pada tahun 2019 Cakap telah menyelenggarakan digital assessment di Kabupaten Sabu Rainjua, dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for Languages). Yang mana program ini melibatkan peserta setingkat pelajar SMA sebanyak 250 orang. Kegiatan ini dilakukan secara daring yang diisi oleh guru bahasa Inggris Asing (ESL Teacher).
“Kemampuan berbahasa Inggris sangat penting dalam usaha mengembangkan daerah wisata, karena menjadi salahsatu faktor yang mempengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan,” tutur Tommy Yunus selaku CEO Cakap.
Selama pandemi, pelatihan secara daring ditujukan untuk masyarakat, penggiat, dan pelaku pariwisata yang tentunya juga difasilitasi oleh BAKTI, Kementerian Pariwisata, dan pemerintah daerah. Sejauh ini, beberapa daerah yang sudah mendaftar antara lain: Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Bangka Belitung.
Peserta dapat belajar bahasa Inggris gratis dengan mengakses website resmi Cakap di https://cakap.com/. Dengan mengikuti pelatihan, peserta akan mendapatkan keuntungan berupa akses kelas webinar, materi pembelajaran dalam bentuk e-book, akses video pembelajaran, kuis untuk evaluasi dan mengukur kemampuan bahasa Inggris selama program, pendampingan guru profesional, lokal fasilitator, dan sertifikat untuk penyelesaian di akhir program.
Start Up Ketiga : Jahitin
Seperti namanya, Jahitin Academy bertujuan untuk memberdayakan SDM dengan meningkatkan skill para penjahit di Provinsi NTT, khususnya di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Dengan workshop pengolahan limbah kain tenun, Jahitin mengajarkan bagaimana cara mengolah limbah tenun menjadi produk yang bernilai jual, misalnya digunakan untuk membuat cushion pillow.
Bagus ya, hasil tenunnya |
Selain itu, Jahitin membantu para penjahit untuk lebih mudah mengakses pasar. Alhasil, mereka mendapatkan akses langsung yang berhubungan dengan Dinas Perdagangan.
“Di masa pandemi kami melakukan pelatihan kepada para penjahit, bagaimana cara membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang difasilitasi oleh BAKTI dan Kementerian Desa, dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal. Hasilnya, para penjahit di Sumba berhasil mendapatkan orderan membuat 5.000 masker,” tutur Aswi Wijayanti.
Nah sobats, karena Indonesia luas dan kaya akan keberagaman. Untuk dapat mewujudkan pengembangan ekonomi digital warga masyarakat di kawasan 3T, maka diperlukan kerjasama semua pihak yang terkait, supaya dapat mempercepat pembangunan di daerah tersebut.
Itulah informasi yang berkaitan dengan program Dayamaya BAKTI Kominfo yang menggandeng Start Up untuk kembangkan potensi ekonomi digital di wilayah 3T. Semoga artikel ini bermanfaat, dan jangan lupa untuk tinggalkan komentar kamu, ya. Feel free to drop your comments, see you nex, sobats....
Thank you for reading and visiting this website,
~blesssed
Khoirur Rohmah
Sebuah program yang menarik apalagi melibatkan beberapa stakeholder terkait, termasuk mengajak para pelaku Start Up, penggiat e-commerce, komunitas, kelompok masyarakat, dan UMKM digital yang ada di Indonesia untuk bersinergi dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat di kawasan 3T. Tentu akan membantu kawasan 3T makin maju!
BalasHapusProgram seperti ini pastinya sangat membantu sekali, membantu para UMKM. SDM yang unggul juga akan mempengaruhi lingkungan dan masyarakat untuk selalu menciptakan produk kreatif
BalasHapusSudah tepat sekali para pelaku Start Up, penggiat e-commerce, komunitas, kelompok masyarakat, dan UMKM digital yang ada di Indonesia bersinergi menciptakan kesejahteraan masyarakat di kawasan 3T. Semoga program Dayamaya ini bisa membantu banyak orang.
BalasHapusSemoga dengan adanya kolaborasi dari start-up dapat segera mengembangkan perekonomian di daerah 3T. Btw aku gagal pokus sama kain2 yang dikenakan itu duh lucuu banget.
BalasHapusSaya paling tertarik dengan Jahitin. Tetapi, Start up lagi juga keren inovasinya. Semoga daerah 3T semakin mengejar ketertinggalan
BalasHapusBala-bala Han Ji Pyeong hadiiiirrr wkwkwkw
BalasHapusHadeuhhh, masih blum bisa move on niiihh dari lesung pipi dan senyumnya pak Han, yg bikin pabrik gula bangkrut wkwk
Semogaaaa DAYAMAYA bisa melipatgandakan kebaikan dan bikin start up di INDONESIA makin maju dan BERJAYA!
wah bagus ya mbak programnya. Aku suka nih untuk program start up cakap. Kemampuan bahasa asing para pelaku usaha sangat dibutuhkan, apalagi di masa sekarang.Pandemi membuat semua aktivitas usaha dilakukan secara online, gak menutup kemungkinan dilirik pasar asing kan yah
BalasHapusWah, keren banget nih program dayamaya. Start up yang ada akhirnya bisa membantu mengembangkan daerah 3T termasuk SDM-nya. Teknologi yang maju memang layak untuk memperjuangkan kehidupan bangsa.
BalasHapusBagus banget program Kominfo ini menyentuh masyarakat daerah terpencil jadi ngga hanya orang di Pulau Jawa saja yang dapat kesempatan maju ya, semoga startupnya sukses..
BalasHapusProgram yang sangat keren dari Kominfo. Mencakup semua keahlian yang dibutuhkan untuk memajukan ekonomi Digital di daerah 3T. Ah semoga pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin merata karenanya
BalasHapusasik nih startup di Indonesia dibantu oleh kominfo bisa lebih maju dan terbantukan sekali buat awareness, apalagi sekarang era digital teknologi
BalasHapusOh...jadi ini ada beberapa Start Up gitu yaa..
BalasHapusKeren banget.
Melalui kemajuan teknologi, kita bisa menjangkau daerah 3T dengan baik dan memajukan daerah tersebut dengan karya masyarakat yang cantik ke seluruh dunia.
Suka kalau pemerintah gandeng2 pihak swasta gini apalagi perusahaan yang masih merintis. Jd bisa benar2 memberdayakan start up yang ada sekaligus ekonomi masyarakay di daerah 3T ya mbak.
BalasHapusSemoga berkelanjutan nih programnya.
Semoga dengan adanya start up ini para UMKM dapat semakin berkembang dan semakin go online..
BalasHapusprogram dayamaya ini keren sekali ya mbak
BalasHapusbisa membantu mengembangkan potensi ekonomi yg dimiliki oleh daerah 3T
bagus banget program dari kominfo ini ya mbak. semoga dengan bersinergi daerah 3T juga bisa semakin maju dan berkembang
BalasHapusPas banget yaa, drakor StartUp lagi ngehits. Trus pas baca postingan tentang Dayamaya ini. Yaa ini nih bentuk apresiasi pemerintah kepada para pelaku StartUp di daerah 3T.
BalasHapusYa ampun ternyata banyak Nam Do San di Indonesia tuh, aplikasinya keren-keren banget. Dan dijamin peminatnya banyak banget. Semoga semakin berkembang program Dayamaya biar bisa terus bangun wilayah 3T.
BalasHapusInfo di daerah emang kurang untuk ini ya mak. Untungnya ada dayamaya jadi daerah 3T bikin semua jadi nyata ya mak
BalasHapusAku ya juga pengen dapat begini biar ukm naikk
love deh ama kemkominfo nih, moga program kayak gini kontinue dan makin meluas ke berbagai sisi
BalasHapusWah startup yang dililih mantap ya mba dari cakap sampe jaitin semoga bisa membantu daerah 3t bisa berkembang lebih baik
BalasHapusSalut ya dengan anak bangsa yang kreatif banget membuat start up gini. Apalagi peruntukannya untuk membantu mengembangkan keberdayaan masyarakat di daerah 3T. Semoga makin menyebar rata ya dukungan digital kepada para pengusaha kecil di daerah.
BalasHapus