Bismillaahirrohmaanirrohim ....
Halo temans... kembali lagi dengan postingan untuk Collabs
RohmahXRhoshandha yang harusnya bisa tayang tanggal 6 di tiap bulan, malah jadi
mundur nih ya, hheee. It’s oke juga, yang penting jadwal ngeposting akan tetap
dilaksanakan walau tanggalnya tidak bisa ditebak, hhehe.
Anyway, apakah kamu punya panggilan kesayangan untuk orang
terkasih? Dan perlukah untuk memiliki panggilan sayang dalam sebuah hubungan?
FYI ini tentang hubungan before married yah gaes. Nah, untuk tema
Collabs kali ini, saya dan Mbak Rosa akan menyampaikan pendapat kami
masing-masing, tentang Panggilan Sayang. Untuk lebih lengkapnya, check
this out ya ....
Memiliki sebuah sebutan khusus untuk orang terkasih itu menurut
saya antara perlu dan nggak perlu juga sih. Karena kadang kita nggak secara
langsung nemuin panggilan itu. Bisa jadi karena sudah lama kenal sehingga
panggilan itu refleks muncul saat salahsatu di antara pasangan melakukan suatu
hal, punya kebiasaan tertentu atau memiliki sifat unik yang akhirnya muncullah
ide untuk memberikan sebutan sayang untuk sang kekasih.
Terus lagi, sebutan sayang itu nggak melulu panggilan yang
bagus-bagus aja ya. seperti kata sifat ganteng, cantik, tamvan, dan sebagainya.
Namun justru sebaliknya, seperti: gembul, cungkring (tinggi), gemol, dan
lain-lain. Malah kadang ada yang pakai pangggilan abang-adek, kakak-adik,
kanda-adinda, ayah-bunda, mama-papa, akhi-ukhti, hhheeeee. Entahlah untuk yang
bagian ketiga sih, nggak mau bahas lebih yah, gaes. hheeee kecuali udah resmi
sah, kalau before married yah, ya gitulah. Hheee
Bisa dibilang panggilan sayang itu perlu jika memang
salahsatu kata tersebut sudah sangat mewakili sang pasangan ketika memanggil
dengan sebutan tersebut. Kata tersebut muncul hanya untuk pasangan kita.
Misalkan jalan atau chatting dengan panggilan tersebut seperti
menandakan kata sayang, atau supaya lebih dekat chemistry-nya. Sehingga
ya sah-sah aja mau nentuin panggilan khusus untuk kekasih. Depend on you
menentukan kata yang pas dan udah disepakati berdua untuk manggil masing-masing
bukan dengan nama melainkan dengan panggilan sayang khas kamu. Mau alay atau
yang biasa-biasa versi kamu, itu juga balik lagi ke kamu dan pasangan.
Nah, kalau sisi nggak perlu nya sih, juga bebas aja ya kamu
mau manggil kekasih dengan nama masing-masing supaya lebih akrab dan nggak ada
tendensi apapun, tapi chemistry kamu tetap kuat walau nggak ada sebutan
khusus saat berkomunikasi. Jadi murni kesepakatan antara kedua belah pihak.
Kadang di awal hubungan nggak terpikirkan mau sebut doi dengan panggilan ini,
berhubung semakin lama berhubungan kok semakin menonjol salahsatu sifat si doi,
kamu pujn mencetuskan panggilan sayang tersebut untuknya. Walau itu nggak
terencana juga kan.
Ngomongin panggilan sayang nih, saya juga punya sebutan khusus yang
tercetus saat kami saling bercanda gitu, kita beda suku, tapi saya nggak
terlalu paham bahasanya doi, dan dianya sedikit-sedikit mengerti bahasa saya.
Lebih mudah lagi kalau komunikasinya pakai bahasa indonesia, hehehe.
Mulanya sih pernah manggil dengan kata alay-alay gitu di tahun
awal-awal. Namun, lambat laun ngerasa malu sendiri lah, hhaaa. Sadar dengan
sendirinya dan manggil sewajarnya saja. Dan setelah gunain panggilan super
alay, akhirnya kita manggil dengan sebutan “jubek”. Kita sama-sama manggil
dengan kata itu tiap chat, ngobrol, ataupun jalan bareng. Ada yang tau nggak
arti jubek itu apa? Jubek dalam bahasa Madura artinya “jelek”.
Kenapa kok panggil dengan sebutan itu? Iya karena cari yang antimainstream
aja lah. Saat ngobrolin apa terus ketemulah sama kata itu, sehingga bisa nyaman
gunain panggilan tersebut sampai sekarang. Dan nggak fokus sama makna asli kata
itu sendiri, tatkala salahsatu di antara kami manggil dengan sebutan tersebut
menandakan makna “sayang” walaupun sebenarnya artinya berlawanan kata.
Hahaaa....
So, mau menentukan panggilan sayang untuk pasangan dengan sebutan
ini, itu, dan lainnya itu terserah kamu, asalkan keduanya mantap milih kata
tertentu sebagai bentuk panggilan sayang kepada masing-masing. Mau alay
atau nggak juga, sebebas kamunya
menemukan ide yang pas. Kalau nggak ada panggilan sayang khusus? Ya nggak papa
juga. Kalau udah nyaman dengan cukup manggil nama sendiri tapi chemistry
udah kuat banget, nggak papa juga walau tanpa panggilan sayang khusus.
Kalau buat saya sih lebih romantis lagi kalau panggilan sayangnya
dengan status sebagai suami-istri atau ayah-ibu, hheee. Kan jadinya lebih sah
dan senang misal mau kasih panggilan sayang ke pasangan. Uhukkk kodee nihh,
hhaaa
By the way, kamu punya panggilan sayang khusus untuk
orang terkasih kamu, kah? Boleh deh bisikin langsung di kolom komentarnya yah.
Kalau untuk panggilan sayang khusus dari sudut pandang Mbak Rosa, bisa langsung klik link pada judul berikut ini yah gaes.
Semoga artikel ini bermanfaat. fel free to drop your comments yah gaes....
~Blessed
Khoirur Rohmah
Halo Kak Ros
Semoga artikel ini bermanfaat. fel free to drop your comments yah gaes....
~Blessed
Khoirur Rohmah
eaaaaaaaaaaaa
BalasHapushahaha
jadi tau nih aku panggilan kesayangannya mbak rohmah. haha
mau panggil si cantik tapi kok ya mengakuinya malu. Panggil jubek aja dah. haha
gitu kali ya
Aduh aku juga ada panggilan sayang buat si dia nih mba Rohma. Heheh... Memang sih akan lebih terasa kalau kita adalah orang terdekatnya dan terkhusus gtu.
BalasHapusMakin aneh2 jadi makin terasa chemistry nya, eciee. Soalnya biasanya menyangkut pengetahuan/fakta akan pasangan kita.