Bismillahirrahmanirrahim
Halo
gaes
Udah
lama banget aku nggak nulis postingan dari smartphone begini. Terakhir kali
saat aku masih pakai hp android Samsung yang baru aja aku dapetin. Karena dia
kan posisi internal dan semuanya masih Gress. Jadi kalau mau dibuat ngeblog
dari hp mah iya aja. Tapi nggak sampai setahun dia sudah mulai meringkih
kesakitan. Dikarenakan banyak aplikasi yang udah aku install.
Kebetulan
siang ini aku pengen banget nulis opini yang bersumber dari postingan temanku
di sebuah lini masa. Lebih tepatnya aku kurang setuju sama postingan dia, tapi
ada benarnya juga. Lahh. Sehingga aku menyangga melalui postingan ini. Mau
komen ke dia, sayang akunnya nggak ada tombol komennya. Yaudahh, bikin
postingan aja, supaya nanti nanti bisa jadi bahan wacana untuk aku baca di lain
waktu.
Tentang
judul di atas, "Jangan Baper Menyikapi Postingan di Sosial Media",
itu berangkat dari saat aku melihat story' teman, yang menyetujui dengan
statement ini, "Jika kamu posting daily life kamu di lini masa, atau kamu
share di sosial media, entah saat kamu berbagi bahagia bisa ketawa bareng teman
bekerja, atau lagi jalan-jalan, liburan ke negara tertentu yang kamu inginkan,
hal tersebut malah bisa menjadi Boomerang untuk kamu sendiri. Kenapa gitu. Bisa
jadi, netizen iri sama kebahagiaan yang kamu peroleh, atau malah sedih. Kenapa harus
dia, bukan kamu yang ada diposisi nya tersebut. Dan alangkah lebih baik lagi
kalau nggak posting daily life apapun di story'. Entah story di lini masa berupa
Facebook, Twitter, Instagram, Path atau lainnya. Dikhawatirkan, akan ada orang
yang tambah sedih, atau murung, atau yang kurang beruntung melihat kebahagiaan
yang kamu dapatkan. Seakan-akan dia yang belum bisa berada diposisi yang kamu saat
ini.
Tapi......
Menurut
aku...
Ada
orang yang memang sengaja membagikan hal-hal yang kelihatannya baik-baik saja, demi
menutupi kesedihannya sendiri. Dia bagikan daily life-nya dia yang seneng aja,
yang senyum bareng temen, sahabat, atau keluarganya, untuk menutupi kesedihan,
bahkan bisa jadi luka yang sedang dideritanya.
Kita,
anggap aja aku sendiri, nggak bisa memaksa seseorang untuk bilang "Sebaiknya kamu nggak usah
lagi sharing daily life kamu". Karena itu bukan
wilayah teritorial kita. Itu udah dapur orang lain. Sebagai tamu, nggak mungkin
aku mau bilang kayak gitu. Kecuali kasih masukan, dan aku tau ada di posisi nya
dia, tapi yang kayak gitu, tetep nggak enak gaes. Beneran. Sekalipun itu temen, atau saudara sendiri. Mungkin kasih
peringatan, tapi nggak mau maksa sepenuhnya, karena itu ‘hak dia’.
Berangkat
dari pengalamanku setelah lihat story, maupun postingan teman di sosial media,
membuat aku harus berhenti sejenak untuk nggak membuka sosial media tersebut. Entah
bentuk FB, Twitter atau Instagram, aku lari dan menghindari dari postingan
tersebut. Karena apa? Karena aku sedih, kenapa bukan aku? Kapan aku bisa merasakan
hal yang sama dengan dia. Jalan-jalan, traveling ke tempat idaman, dapat handphone
baru, laptop baru, atau ganti status baru, jadi istri, atau seorang ibu. I do. Aku
pernah lari dari linimasa gegara lihat postingan 1 teman.
Lucu
banget ya? Hanya gara-gara postingan di linimasa, malah merugikan diriku
sendiri. Aku jadi pemurung, bikin postingan hanya aku sendiri yang lihat. Private
story, private status, walau itu untuk melampiaskan seluruh keluh kesahku
sendiri. Terus kehilangan info job terbaru, yang pastinya bikin aku lari dari
dunia maya kecuali chatting. Karena ada
orang tercinta yang jadi tempatku berbagi jika aku perlu bercerita.
Mengingat
kejadian saat itu, aku sungguh menyesal. Walau mungkin di masa menentu aku
berada di posisi yang sama saat itu, naudzubillah, nggak mau gaes. Aku jadi
ambil pelajaran untuk nggak baper tiap kebahagiaan yang dibagikan oleh orang
lain, serta ikut bersimpati ketika orang lain sedang bersedih.
baca juga : Sosok Media Sosial untukku
baca juga : Sosok Media Sosial untukku
Jangan Baper
Iyups,
kuncinya ada di Jangan Baper lihat postingan teman di sosial media. Kalau kamu baper, yah kemungkinan bisa
seperti yang aku pernah alami. Harus pintar-pintar menyikapi semua hal yang ada
di dunia maya. Jangan sampai ada yang dibawa pikiran, karena hal tersebut dapat
merugikan diri sendiri.
Yang kuambil kesimpulan dari yang menyebarkan dan yang menerima itu kayak
gini. Ini adalah sudut pandangku,misalkan ada yang kurang pas, bisa diluruskan
di kolom komentar yah gaes...
Buat netizen yang membagikan daily life mereka, tanpa berniat membela
mereka. Kalau mereka membagikan daily life yang bahagia-bahagia, itu bisa jadi
karena dia ingin orang lain tahu tentang kehidupan dia, dan orang lain
mengakuinya, bisa jadi itu adalah caranya menghibur diri karena memiliki luka atau
kesedihan yang tak ingin dibagikan kepada orang lain jadi dia hanya
memperlihatkan yang bahagia saja, atau ingin memberikan informasi tertentu
terkait aktiftas mereka.
Kalau mungkin dia membagikan hal yang sedih, karena dia mungkin ingin ada
orang lain yang bisa mendukungnya, memberikan support. Bahwa bukan hanya dia
saja yang mengalami kesedihan semacam itu. Ada banyak orang diluar sana yang
memiliki kesedihan yang mungkin juga dipendam sendiri, tapi mereka lebih
memilih diam.
Then, sebagai netizen yang menyimak postingan story atau status di lini masa,
sebaiknya... jangan suka baper kalau temen lagi seneng, harusnya ikutan seneng,
bukan malah syirik atau merasa orang lain nggak seharusnya membagikan kesenangannya
tersebut. Seakan-akan hanya aku sendiri yang terluka karena dia posting
bahagia.
Terus kalau teman posting sedih-sedih, disalahin juga. Kenapa hal-hal yang
sedih harus dibagikan, harusnya tetep dipendam sendiri. Lebih baik jangan
dinyinyirin kayak gitu. Udah sedih terus dicecar berbagai statement, bukannya
dapat membantu dia bangkit, namun malah biikin dia down.
Karenanya, sebagai penikmat sosial media dari netizen dengan jenis
background yang berbeda. Hindari kebaperan saat orang lain senang. Jadikan hal
itu sebagai sebuah motivasi jika dia membagikan prestasi mereka. Bukan malah
syirik dengan prestasi yang dimiliki orang lain. Jadi penikmat sosial media
yang bijak.
Tatkala teman senang, kita ikut senang. Tatkala teman sedih, kita ikut
dukung. Semacam itu. Entah orang lain mau sharing apapun bentuknya, kamu nggak
berhak ngejudje itu dapur-dapur mereka. Kalau mau cari titik aman, bikin
postingan dan melampiaskan semuanya lewat tulisan. Atau pakai cara yang pernah
aku alami? Bikin postingan tapi di private hheee. Asal nggak merugikan diri
sendiri hanya karena melihat story di sosial media yah gaes.
Berhenti sejenak bermain di Lini Masa
Kadang diri butuh waktu untuk jauh dari daring. Entah untuk menikmati setiap hal di sekitar atau untuk lari dari dunia maya yang kadang bikin mupeng dan lain sebagainya. Tandanya, istirahat sejenak tidak ada salahnya, sambil cari kesibukan yang menguntungkan untuk mengumpulkan tenaga menghadapi realita hidup kembali.
Selalu Bersyukur
Kalau kamu mau nggak bagikan apapun atau posting yang bikin lucu-lucu untuk
menikmati hidupmu juga itu hak-hak kamu ya gaes. Yang pasti, kalau kamu
termasuk aku sendiri ketika melihat postingan orang lain, tetap harus
kondisikan diri sendiri ada di posisi yang nyaman, bukan malah jadinya sedih. Kalau
malas mau lihat postingannya ya cukup di skip aja udah, jangan dikepoin. As simple
as that.
Cukup syukuri tiap hal yang tengah kamu hadapi dan kamu miliki. Mungkin di luar sana ada orang lain yang mengingkan apa yang telah kamu raih sekarang. Bersyukur tiada henti atas apa yang kamu peroleh untuk hal-hal sekecil apapun bentuknya, namun berdampak besar. Kamu berhak menentukan akan posting apapun, kendali sepenuhnya ada di kamu. Nahkoda diri sendiri. Walau posting apapun dikira serba salah, tetap kamu sendiri yang menentukan posting atau nggak. Termasuk untuk diriku sendiri lah ya. Jika dirasa postingan menimbulkan pro kontra, kalau kamu udah siap dengan kemungkinan tersebut ya monggo dilanjutin, kalau kamu nggak kuat dihujat, yaudah dihapus aja storynya. Make it simple, asal jangan sampai merusak hubungan yang sudah terjalin hanya karena story yah gaes, heheee,
Postingan ini aku buat dalam rangka menyalurkan
opiniku yang mungkin akan panjang kalau dijadikan status di story. Jadi sebaaiknya
aku tulis aja sekalian di blog. Hehee
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca postingan
ini yah, gaes. Feel free to drop your
comments, okay....
~blessed dari hati yang pernah tersakiti karena
postingan di story
Khoirur Rohmah
yes setuju mba ojo baperan, mau orang lain gimana giytu tetep bersyukur apa adanya hahaha
BalasHapusSaya malah bingung dengan opini demikian, mengapa harus menghakimi wilayah orang lain karena bukankah media sosial merupakan tempat berbagi dunia. Jika dia tak senang dengan hal demikian, 'kan ada banyak opsi, tinggla berhenti mengikuti agar tak perlu menyaksikan hal yang tak menyenangkan hatinya.
HapusSaya juga kadang merasa sedih karena tak bisa sama, seperti jalan-jalan ke luar, namun untuk apa diteruskan. Jadikan pemicu semangat bahwa untuk itu harus ada rezekinya, kumpulkan dulu rezeki dengan kerja keras.
Nah, yang berkisah soal kebahagiaan di media sosial, bisa jadi telah berupaya keras untuk mewujudkannya dan tak bisa simsalabim.
Daripada keterusan baper mending ambil segi positif dalam hidup, bahwa jika orang lain bisa bahagia, diri sendiri pun bukan hal yang mustahil bisa bahagia.. Yakinlah suatu saat bisa bahagia.
@Mbak Herva. Iya mbak, tampilkan apa adanya itu lebih baik. Hehee
Hapus@Mbk Rohyati Sofyan : Betul mbak, memang sosial media adalah berbagai dunia dengan orang lain. Namun, kadang kala dampak dari apa yg dibagikan melalui sosial media menimbulkan banyak hal. Salahsatunya seperti yang saya tulis di atas, jadi saya juga sebagai netizen, iya memang harus pintar2 dalam melihat story', supaya tidak baper. Dan mungkin hanya sebagian org tertentu yg dapat memahaminya, karena dalam konsisi tertentu juga, org yg biasanya mengerti jadi kurang memahami, saya juga mengalaminya sendiri. Pernah lebih tepatnya
HapusSelaw aja kalo kata aku kak. Main medsos jangan dibawa serius bgt. Krn yg ditampakkan itu ngga seberapa dr real life nya 😁
BalasHapusIyupz mbakk...
HapusDibikin happy dan woles aja, kalau nggak cocok bisa di skip, kalau suka ya tandain aja supaya bisa dilihat storynya lagi hehhehee
Kalo baperan mah gak usah mainan medsos aja kaliii ya.
BalasHapusRibet juga lah tiap mau posting kudu mikirin perasaan tiap orang dulu. Padahal perasaan tiap orang pasti beda-beda.
Harusnya tiap orang fokus menjaga perasaannya sendiri aja. Biar gak apa-apa dibikin baper :)