Bismillaahirrohmaanirrohim
Halo gaes, akhirnya bisa ketemu lagi di postingan Kolaborasi B2R2
atau Bincang-Bincang Rohmah-Rhoshanda di eps. 02 nih. Masih terkait tema
“Relationship” before married gaes. Perempuan yang masih setia menanti
pujaan hati hingga tiba saatnya masa pinangan nanti datang,
pun acara sakral itu bisa teralaksana. Amiinn...
Kali ini, kami memiliki tema tentang “Kekhawatiran Bertemu Calon
Mertua untuk Pertama Kali”. Nah, kalau versi aku yang belum pernah
sekalipun ketemu camer, akan aku tuturkan setelah ini. Keep staytune
yah, gaes.
Apa sih Kekhawatiran Bertemu Camer untuk
Pertama Kali?
Sebelumnya, aku mau bilang nih. Meski aku dan si mamas hubungannya
udah lama, dan walaupun dalam 1 kota, kami jarang banget ketemu. Lebih bisa
dikatakan pejuang LDR. Bisa dihitung jari deh ketemunya, bisa 6 bulan sekali,
setahun 3 kali juga bisa. Betah? Yahhh alhamdulillahh sampai sekarang kami
masih menikmatinya.
Nah, kalau ketemu sama Camer gimana?
Ketemu sama anaknya aja bisa dihitung jari, apalagi ketemu sama
camer? Belum pernah, hahaaaa. Trus netizen ada yang bilang. Itu jadi nikah apa
nggak sih kok belum ketemu sama Camer? Mungkin teman-teman juga ada yang nanya
begitu? Hahahaaa
Semoga disemogakan |
Iya, tujuan dan niat pun sudah ada untuk melangkah ke jenjang
berikutnya. Namun, perlu kesiapan untuk bertemu calon mertua. Loh iya, beneran.
Bahkan meski saya bilang kepadanya mau ketemu sama camer, tetap aja was-was
sampai sekarang. Hahaaa. Apalagi pernah ada tragedi, karena di momen spesial, dia
akan ngenalin aku sama camer, tapi akunya disibukkan
sama tugas menjaga teman yang sedang sakit. Meski saat itu kami begitu dekat
banget jaraknya. Jadinya, gagal deh ketemu sama camer. Walau demikian,
kekhawatiran tetap saja muncul.
Apa aja sih kekhawatiran ketemu Camer
Kurang Percaya Diri
Iya, bayanganku sendiri sih begitu. Entah jika niatnya sebelum
ketemu camer itu udah semangat ’45. Namun, begitu sudah di tempatnya Camer,
udah jiper duluan tuh. Hahaaa. Langsung drop deh tingkat kepercayaan dirinya
untuk beberapa persen.
Salah Tingkah
Kebayang aja sih kalau ketemu sama camer untuk pertama kali
tentunya ingin Jaim atau Jaga Image, walaupun di lain sisi ingin jadi biasa
saja macam ketemu atau ngobrol sama keluarga di rumah. Tapi ya gitu, bayangan
akan pertemuan untuk pertama kali itu bisa menentukan nilai seseorang untuk
pertemuan berikutnya, kan? Karenanya, salahtingkah mungkin tetap ada sih di
lembar kekhawatiranku bertemu camer.
Salah Kostum
Ini nih walau nggak terlalu kukhawatirkan, tetap kepikiran. Hahaaa.
Yang pasti, kostumnya yang flexibel dan nggak ribet, pun bikin nyaman sama diri
sendiri, bukan lagi supaya bisa mencuri perhatian Camer, tapi mungkin aku
merasa tersiksa dengan pakaianan yang aku kenakan.
Bawa Buah Tangan atau Nggak
Ini nih kalau mencontoh sama tata cara kakak iparku sewaktu ke
rumah untuk berkenalan dengan Mbakku dan orang rumah tuh, bawa buah tangan.
Entah buah jeruk, atau makanan lainnya. Nah disisi kekhawatiran bertemu camer
tuh, bawa buah tangan apa nggak enaknya. Kalau bawa, bisa nanya kesukaannya si
Camer dari anaknya. Tapi, kalau nggak bawa, karena bisa jadi nggak usah
repot-repot kata anaknya, tetap bakal kepikiran kok ndak bawa apapun gitu ya.
Atau jangan-jangan,’kehadiranmu saja di rumah ini sungguh spesial kok, nak’.
Aiihhh... kebayang bakalan melayang-layang kan pikiranya jika macam itu. Hahaaa
Takut nggak diterima
Ini poin terakhirku gaes. Hahaaaa. Jika dirasa kriteriaku kurang
cocok dengan selera calon menantu idaman si camer. Misal, nggak peduli makeup, style, nggak bisa masak, dll. Hahaaa. Kebayang deh bisa
ditendang bebas untuk nggak deket sama putranya. Huwaaahhh. Meski aku tahan
abis banget nih buat jangan muncul perasaan macam ini, buang
jauh-jauh. Tapi tetap saja ada kok masih perasaan, bakalan diterima dan diakui
untuk jadi calon menantu anaknya atau nggak. Karena mungkin dirasa diri ini
kurang pas dengan yang diharapkan camer. Duhh, jangan sampai yak, hahaaa
Karena nih, kalau dengar cerita dan diary emak-emak di sekitar,
pasti ada horrornya seorang Camer. Apalagi diceritain yang macem-macem, lebih
seringnya yang dramatis banget. Sehingga mau nggak mau, imajinasi tentang sosok
camer itu lebih ke sadisnya. Hahaaa. Etapi aku nggak mau mikir yang beneran
sadis juga sih, karena percaya kalau Law Of Atraction itu akan tetap ada dan
bisa jadi kenyataan kalau pikiran kita tetap memikirkan kemungkinan terburuk
jika bertemu dengan Camer. Sehingga saat ini, masih menata hati untuk posiif
thingking sekalipun ada kekhawatiran itu.
Bagaimana cara mengatasi kekhawatiran tersebut
Ketemu aja belum pernah, boro-boro mau kasih cara ngatasinya
gimana? Jangan digituin yah gaes, hahaaa. Ini aku masih berusaha loh, iya
berusaha gimana cara mengatasi kekhawatiran yang mungkin muncul ketika bertemu
calon mertua untuk pertama kali.
Tampil Apa Adanya
Tampil sesuai diri sendiri, bukan untuk menonjolkan sesuatu,
melebih-lebihkan atau malah terlalu apa adanya hingga membuat nilai di hadapan
camer berkurang.
Ucapkan Bismillah dan Alhamdulillah saat akan memasuki Rumah dan
ketika pulang
Iya kali ada atmosfir jelek ketika akan bertemu camer tepat di
depan rumah, bisa diawali dengan “Bismillah” semoga dilancarkan dan dimudahkan
ketika ditanya atau ngobrol bareng camer. Tak lupa mengucap “Alhamdulillah”
ketika proses wawancaranya selesai, ahaaiii. Heheee
Keep Positif Thingking
Menurut artikel yang aku baca, jika di awal hari kita mensugesti
diri mengucapkan kata-kata yang baik dan penuh semangat, insyallah dalam hari
tersebut akan berlalu dengan baik juga. Insyallah jika ada bayangan khawatir
itu muncul, bisa sambil melayangkan sugesti pada diri sendiri jika diri ini
bisa lolos dalam pertemuan dengan camer.
Pasrah diri
Aku udah berusaha sebaik mungkin saat bertemu camer, tentunya hasil
dan penilaian, pasrahkan kepada yang Kuasa. Semoga ada ditindalkanjuti untuk ke
jenjang berikutnya bisa segera dilaksanakan. InsyaAllah
Tentunya, harapan bertemu Camer itu seperti layaknya bertemu dengan
orangtua sendiri, namun lebih spesial untuk pertemuan pertama kali yang bisa menentukan
acuandi awal pun seterusnya. Tak lupa pula, ajak pasangan untuk merayu orangtua
jika dirasa ada keraguan untuk sosok diri sendiri yang mungkin diragukan saat
pertemuan untuk pertama kali tersebut.
Yang terakhir, doa kepada-Nya harus selalu dipanjatkan, supaya
segala sesuatu ketika momen bertemu camer bisa diberikan kelancaran dan
kelulusan, macam ujian. Haehehehee. Dan sekarang aku sendiri juga merasakan
sesuai apa yang aku tulis di atas itu gaes. Semoga saja berhasil yah untuk bisa
bertemu camer pertama kali dengan baik, aminnn. Doakeun yah gaes.
Nah, gimana nih kalau kekhawatiran yang
dirasakan sama Mbak Rosa?
Semoga artikel dalam Bincang Blogger kali ini tentang Bertemu Camer
untuk Pertama kali, apa sih kekhawatirannya ini bisa bermanfaat yah gaes. Kalau
ada yang mau nambahin apa sih kekhawatiran yang dirasakan ketika bertemu camer,
dan cara mengatasinya, bia share di kolom komentar yah gaes. Tentunya, feel
free to drop your comments.
~Blessed
Khoirur Rohmah
Semua yang diatas adalah true, soalnya istri curhatnya gitu :D hahaha
BalasHapussemoga disemogakan, hehehe...
BalasHapus