Bismillaahirrohmaanirrohim
Halo gaes, selamat malam. Kali ini aku ingin sharing
kepada kelian tentang postingan kolaborasi blog www.rurohma.com dengan
www.halokakros.com. Kamu udah pada kenalkah dengan pemilik blog yang aku
sebutkan itu? Yah, dia adalah Mbak Rhoshandhayani KT, teman blogger di Jember.
Inisiatif untuk membuat postingan kolaborasi ini sudah
pernah kita bahas di bulan kemarin. Tapi selalu saja mundur, hehehe. Lagi-lagi
nggak jadi begitulah. Namun daripada nggak jadi-jadi, sehingga kami memutuskan
akan posting di awal bulan Oktober ini. Sekarang masih awal bulan Oktober kan?
Tema yang kami angkat seputar dunia ‘Relasi’ tapi
ini lebih ke hubungan yang ada kaitannya dengan umur kami yang hampir
seperempat abad. Iya, hampir mencapai 25 tahun. Bedanya Mbak Rosa umur 24
tahun, sedangkan aku 23 tahun. Tidak terpaut jauh juga kan. Tentu drama berkaitan
dengan judul di atas nggak akan jauh-jauh juga. Pasti sering dan bisa jadi
makanan sehari-hari.
Nah, karena itulah, di sini aku ingin membahas tema collabs
tentang “Menikah sebelum atau sesudah umur 25 tahun. Apa yang menjadi
harapan dan kekhawatiran?”
MENIKAH MUDA dan SEBELUM 25 Th
Aku pernah menuliskan tentang sosok remaja yang dulu
digadang-gadang menikah muda. Bedanya kalau di desa, meski remaja putra-putri
menikah di bawah umur 20 tahun, mungkin terdengar sebuah peristiwa yang biasa dan
lumrah. Namun, karena yang menjalani nikah muda ini seorang putra dari seorang
ustadz, sehingga beritanya cukup cepat menyebar, bahkan banyak yang
terinspirasi untuk bisa seperti putra beliau.
Sebelum aku membahas lebih lanjut lagi, semoga keluarga Mas
Alvin dan Mbak Larissa Chou menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah,
until jannah. Aminn ya Robbal Alami. *aku manggil mas dan mbak, karena mereka
lebih dahulu menikah ya, meski saat itu aku umur 21 tahun, mereka masih berumur
17 dan 18 tahun, xoxoxoxo.
Iyaps, fakta pernikahan keduanya cukup menyita perhatian
publik bahkan aku sendiri juga ikut menuliskan pendapatku dalam sebuah
postingan. Pernikahan yang terkesan cepat dan membuat para remaja jadi ikutan
baper termasuk aku.
Ada opini yang mengatakan jika untuk menghindari
perzinahan. Namun, jika hal itu dilakukan oleh orang yang awam persoalan agama dan
tanggung jawab, aku sedikit kontra ya, hohoho. Namun untuk pernikahan keduanya tentu
masih ada andil dan bimbingan oleh ayah Mas Alvin yang notabene seorang ustadz
kondang, tentu Mas Alvin juga sudah telah dipertimbangkan siap menikah atau
nggak. Keberkahan sekali memiliki ayah yang demikian.
Meski keduanya menikah di usia muda pun, keduanya juga
telah memiliki usaha masing-masing. Bahkan setelah menikah, job dan tawaran pun
membanjiri. Berkah nikah muda loh.
Baca juga : Ketika Baper dengan si Nikah Muda
Sayangnya, aku hanya sekedar baper, nggak sampai nekat
minta dinikahin sama si mamas, inget nih. Masih ada berbagai poin yang perlu
dilakukan. Daripada sibuk baper sama si nikah muda. Mending sibuk mempersiapkan
diri untuk ke jenjang berikutnya, kan?
“Menikah itu adalah
investasi masa depan jangka panjang yang perlu disiapkan dengan baik, karena
butuh tanggung jawab besar dalam mengembannya”
Dulu, saat aku masih anak baru di tempat kerja dan telah
banyak menghadiri undangan teman sekolah, serta mendengar kisah dari kakak
mengenai pernikahannya, membuat aku memutuskan jika ingin menikah sekitar umur
22-23 tahun. namun sepertinya Allah belum ijinin sekarang yah, kali aja
beberapa bulan ke depan ya. hhhohoho. Aminin dong, gaes. Xixiixixix
Menikah di bawah umur 25 tahun, apalagi di awal umur 20-an
adalah sebuah harapanku yang tergolong usia ideal menikah. Emangnya kenapa
sih kalau bisa menikah di umur tersebut?
Karena, harapannya sih bisa lebih muda dalam menjadi
seorang istri atau seorang ibu yang mana nantinya ketika memiliki anak umur pun
tidak terpaut jauh dengan si kicik. Yah begitulah.
Sedangkan kekhawatirannya, hal-hal pendukung yang sifatnya
realistis belum tercapai atau terpenuhi. Misal, persiapan matang, bukan sekadar
niat ‘aku akan menikah’ tanpa bawa bekal sama sekali seperti ilmu, pengetahuan,
uang, intinya yang bondo nekat itu tentu salahsatu kekhawatiran.
Kecuali ada pemikiran begini. Ilmu sama pengetahuan
berumah tangga? Bisa didapat setelah menikah. iya tapi kan alangkah lebih baik
jika membekali diri untuk melangkah ke jenjang tersebut dengan benar-benar
siap, dan bukan seperti air mengalir aja. Paling nggak ada prinsip yang kekeuh,
sampai mana belajarnya, sisanya bisa dipelajari ketika memasuki pintu
pernikahan.
Sedangkan uang. Ini nih, yang sedikit bikin aku gemes,
hahaha. Iya, aku yakin rezeki bisa dicari setelah nikah nanti. Rezeki seseorang
yang sudah menikah akan ditambah. Percaya saja sama yang di atas.
“Uang orangtuaku banyak, ngapain juga mempersiapkan biaya
pernikahan nanti, atau mau gimana nanti setelah nikah. Orangtuaku siap
membantu, jadi tunggu apa lagi”
Halooo... iya kalau orangtua sudah terjamin kekayaannya
akan terus mengalir hingga ketujuh turunannya atau malah lebih, namun jika
nggak? Kita nggak tau masa depan seperti apa kan? Lantas harus menggantungkan
setiap kebutuhan rumah tangga kepada orangtua. Iya kadang mereka dengan
sukarela membantu kepada putra-putrinya, namun sebagai anak tentu aku juga akan
ambil keputusan juga sih.
“Eh, lebih baik kalau bisa mempersiapkan dana untuk
pernikahan nanti sendiri. Sekalipun ada kekurangannya sedikit, bisa dibicarakan
dengan orangtua” – Jika ada pemikiran seperti ini aku setuju banget, dan nggak
perlu khawatir lagi udah untuk nikah.
Paling khawatir kalau semuanya pasrah bongkoan, opo eneke
kepada orangtua, itu yang menjadi kekhawatiranku. Mereka nggak lagi muda, malah
lebih bertambah usianya. Apa aku akan merepotkan mereka selagi aku bisa
membantu mereka.
MENIKAH SETELAH 25 Th
Membahas poin ini membuatku jiper sangat, gaes. Lah aku
aja belum nikah dan nggak kebayang jika menikah setelah melewati umur25 tahun.
Tentunya nggak banyak yang ingin kusampaikan. Di umur-umur 25 ke atas, tentu
pemikiran seseorang sudah dianggap lebih dewasa termasuk untuk membina sebuah
rumah tangga. Apalagi jika telah mempersiapkan lebih lagi mengenai hal-hal
realistis yang dibutuhkan saat sudah menikah nanti.
Kekhawatirannya sih, tentu omongan orang lain ya. hahaa. Apalagi
perempuan yang berada di desa tuh, kalau udah memasuki umur-umu tersebut, deras
sekali pertanyaannya pasti. Udah yang bilang macem-macem pula, hahahaa. Ya begitulah.
---
Yang pasti, buatku, nikah baik di umur sebelum atau
setelah umur 25th di tiap orang itu baik-baik aja. Belum segera menikah bukan
berarti nggak laku, atau apalah itu. Bisa jadi, sang pujaan hati sedang
mempersiapkan sesuatunya untuk persiapan pernikahan. Atau belum bertemu dengan
seseorang yang ‘klik’, atau dana yang dirasa kurang dari target yang telah
dibuat, dan masih banyak lagi.
Tentunya, segala sesuatu untuk melaju ke pernikahan itu
mengandung sebuah kebaikan, tanpa didasari untuk niat dengan hal-hal yang
tercela ya. Nikah dengan syarat ini itu, menutupi ini itu, atau biar untuk apa,
dan lain-lain.
Baca Juga : Kondangan terus, Kapan dikondangin?
Jika belum menikah sekarang, tentu Tuhan telah
mempersiapkan waktu yang tepat untuk kita bisa menikah nantinya. Sibukkan diri
dengan berbagai hal yang berguna untuk masa depan sekaligus investasi jangka
panjang kita baik di dunia maupun di akhirat nanti. Kalau nggak kuat ingin
segera menikah, tapi beberapa hal belum tercapai, yah. Puasa saja dulu, penggalan
arti hadis berikut ini :
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan untuk menikah, maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa. Karena sesungguhnya puasa itu dapat menjadi tameng baginya (melemahkan syahwat) [Mutafaqun ‘Alaih]
Menikah bukan seperti
kita melakukan permainan, kalau sekarang bosan, besok bisa main lagi. Namun
semuanya serba jangka panjang. Pastinya akan ada banyak hal yang baru bisa
ditemui nanti setelah menikah.
Nggak banyak yang bisa
aku sampaikan disini, hanya sekedar harapan dan kekhawatiran menikah sebelum umur 25 atau sesudah umur tersebut dari kacamataku sendiri.
Tentu, drama “Kapan Nikah”
akan terus melambung tinggi seiring berjalannya waktu akan tetap menggema
sampai kita menikah. Bahkan pertanyaan yang diawali dengan “Kapan” akan terus
mengalir dan membuat horor nanti-nanti setelah kita melewati babak baru setelah
pernikahan.
Baca Juga : Rajin Kondangan, Kapan di Kondangin
Kalau mungkin ada yang
kurang jelas, kurang cocok, atau kurang sreg, kamu dapat menuliskannya dalam
kolom komentar di bawah ya, gaes. Tentunya hal itu dapat membantu proses
penulisan artikelku selanjutnya.
Penasaran bagaimana
pendapat Mbak Rosa tentang Nikah Muda? Baca aja nih, Menikah Muda, Beragam Pertanyaan dan Stereotipe
Feel free to drop yoour
comments ya gaes
Sampai jumpa di Collabs
Blogging berikutnya dengan tema yang lebih fresh pastinya.
~Blessed
Ya Allah baper bacanya kak, paling males adalah omongan tetangga kanan kiri yess bikin risih dengernya -_- sing penting ikhtiar dulu deh akunya (eaaa)
BalasHapushihi, memang kegalauan ini selalu menghinggapi yang belum menikah, tapi kalo udah nikah ya nanti ada lagi. pokoke ga rampung2,,...hehe
BalasHapusHuwooooow
BalasHapusaku takjub
dan aku baru baca, hehe
Aku aja nih, yang tinggal di kota, pas main ke rumah mbah uti di desa, udah diejek-ejek tuh kenapa kok aku belum nikah. hahaha
tapi dasar aku mentalnya enjoy-enjoy aja ya, jadi ejekan mereka hanya kuanggap angin lalu. cuma beda prinsip dan pandangan aja sih soal ini
iya loh, menikah tuh ya ibadah yang selamanya, dengan orang yang sama, dengan kebaikan dan sifat alamiahnya. Kalau di umurku yang sekarang, yang masih 1-2 tahun lagi sepertinya untuk menikah, banyak hal yang aku persiapkan. selain dana untuk wedding (yang Ibu nggak mau biayain sendirian, dan ayah yang masih cuek sampai sekarang), ya aku juga harus mikir dan mulai nabung. Belum lagi nabung buat after marriage. wuah gilaaaak.
gak cuma nabung duit, tapi aku juga lagi nabung ilmu. Mikir beli rumah KPR atau cari kontrakan dulu, mikir financial plannya, mikir nanti makannya gimana soalnya pengen makan sehat, mikir nanti anak sekolah gimana
duh laaaaaaaaaaaaaaaaah
hahahahaha
Aku menikah umur 26 hehe.. padahal ya bayanganku 23-25 aku sudah menikah. Tapi rupanua kisah cintaku nggak berjalan mulus hihi...
BalasHapusSemoga sebentar lagi Rohmah dan Ros bisa membina rumah tangga. Kalau sudah waktunya pasti akan dilancarkan... :) dan artinya kita uda siap.