Bismillaahirrohmaanirohim
Halo gaes...
Jika pemadaman sebelumnya, aku memanfaatkan waktu sambil makan-makan, kadang juga dengan tidur secara terpaksa juga, heeehee. Namun berbeda lagi dengan suasana pemadaman kemarin. Pemadaman yang membuatku untuk tidaak mengulanginya lagi
Kemarin, setelaah kejadian yang menimpaku. Kamu bisa baca di postingan sebelumnya yah. Kecelakaan yang menimpaku, membuatku dapat menggali hikmah dibalik kejadian yang ditakdirkan kepadaku malam ini.
-Malam dimana aku terkecoh dengan suara temanku yang menyuruhku untuk datang kepadanya saat itu juga untuk mengambil makanan yang kami pesan secara online
- Saat itu aku dalam keadaan ragu, akan mengambilnya atau tidak
- Malam itu, agendaku padat banget. Rencana awal sehabis dari rumah teman, lalu melaju ke rumah saudara yang sedang mengadakan hajatan pernikahan. Itulah rencana dalam bayanganku yang kucoba untuk kurealisasikan.
Sekitar pukul 17.45 aku sampai rumah setelah walimahan temanku di Balung, kemudian aku melakukan sholat maghrib. Sekitar jam 18.00 WIB, aku sudah siap-siap untuk berangkat mengambil makanan. Karena sebelum sholat, aku sudah dikabari sama temenku untuk segera ambil makanannya. Rumah temenku ada di dekat tempatku bekerja. dan lokasinya juga tidak terlalu jauh dari rumah. 5 Menit bisa sampai.
Jam 18.03 atau lebih, aku udah siap berangkat, eh ternyata lampunya padam. Aku kira hanya dua hari pemadamannya. Ternyata ini hari ketiga dilangsungkan pemadaman. Saat itu juga, aku merasakan keragu-raguan dalam menjalankan planning 1 ku tersebut. Kalau nggak diambil, aku nggak bisa makan. Tapi kalau diambil, nanti makannya di rumah saudaraku, tentunya aku nggak mungkin makan sendiri di rumah dalam keadaan lampu padam. Yang jelas keraguan itu sungguh kuat.
Tapi apadaya, tekadku kuat untuk mengambil makanannya. Meski harus menghadang sore hari tersebut dengan keadaan lampu padam. Aku pikir, lampu motorku dalam keadaan normal, karena biasanya dia tidak hidup, tapi sore itu dia sungguh terang sekali menyorotiku saat berkendara menuju Wringintelu, tempat temanku berada.
Aku melajukan sepeda dengan laju biasa, tidak keras-keras juga, namun pikiran sudah tidak enak, apalagi tergesa-gesa supaya bisa pulang dan berkumpul di rumah saudaraku, yang pastinya nggak akan padam, karena ada genset di sana untuk menerangi acara nikahan.
Dari pertigaan jalan yang tidak jauh dari lokasi kejadian juga rumah temenku, aku mendapati pengendara sepeda dengan cahaya lampu sorot berwarna putih dari arah pertigaan sebelah kanan. Aku melaju lurus, lalu membelokkan spionku supaya tidak terkena cahaya lampu putih tersebut, karena sakit banget terkena sorotnya di mata.
Dari jembatan yang sudah dekat dengan balaidesa Wringintelu, aku memperbaiki kaca spionku, dan melihat kebelakang ada motor apa tidak, karena di spion terlihat ada cahaya lampu putih, namun tidak terlihat pergerakan motornya berada jauh dari tempatku atau dekat denganku.
Nah, waktu spion berada di posisi yang benar, aku baru melihat kalau ada bapak-bapak yang jalan sambil mendorong sepedanya.
BRAKKKKK!!!
Aku terjatuh dan lupa bagaimana posisiku saat itu juga. Menurut anak bosku yang berada tidak jauh dari kejadian, aku berteriak keras sekali.
Saat itu juga, aku hanya memikirkan bagaimana keadaan bapaknya daripada keadaanku sendiri. Aku memang kesakitan, tapi aku juga yang salah.
Yah, itulah sekilas penggalan kejadian yang menimpaku kemarin malam. Aku nggak ingin terjadi lagi. Cukup sekali saja.
Berkat kejadian ini juga, aku nggak mau melanjutkan segala sesuatu yang sudah diawali dengan keragu-raguan. Apalagi harus memecah pemadaman demi hal yang kecil berupa makanan. Aku nggak mau lagi,
So, teman-teman. Semoga postinganku tentang Hikmah dibalik Pemadaman dan Penyesalan Diri ini bisa bermanfaat untuk kalian semua yah.
Penyesalan selalu datang di akhir, kalau di awal namanya antrian. Selamat malam, dan terima kasih sudah mampir sekalis membaca postinganku ini. Jangan lupa pula, feel free to drop your comments.
Blessed
~Khorur Rohmah
Betul rohma, aku jugaaa pernah Ada rasa ragu, rasa gak enak pas bawa motor, eh ternyata bener aku jatuh, mendingan klo ragu gak usah dijalanin
BalasHapus