Bismillaahirrohmaanirrohim...
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir, (Q.S Ar- Rum [30] : 21)
Ketika
mendapat undangan pernikahan dari teman, saudara, kolega, dan sebagainya,
seringkali diikuti dengan penggalan terjemahan Surat Ar-Rum, baik di dalam
undangan sendiri atau di bagian paling belakang. Perhatian betul? Sering nerima
undanganya??? Bukan karena apa, kebetulan di tempat kerja, saya juga
dipasrahi untuk membuat desain undangan. Dan sering kali dapat job itu. Sehingga
waktu menempatkan data pengantin, akad nikah, resepsi, hingga do’a Insyaallah
sedikit hafal. Tapi ya gitu, sering dapat celetukan dari teman kerja.
Weh,
iso nggae seetingan undangan dewe, kiro-kiro kapan ate nyebar undangan iki?
(Weh,
udah bisa buat setting-an undangan sendiri, kira-kira, kapan mau nyebar
undangan ini?
Oke,
BHAKK!!! Itu perkataan yang dilontarkan setelah sekian kali saya bikin desain
untuk para pelanggan, yang hampir sebagiannya berada di bawah umur saya. Tau
dari mana? Tau dari dia sendiri yang facesnya masih unyuk-unyuk,
atau kebetulan dia sering ke toko untuk membeli ATK dan semacamnya.
Sering desain undangan nikah milik orang lain, tapi belum nyebar undangan? hehee |
Bahkan
dalam bulan ini saja, alhamdulillah pesanan undangan di toko ada 3 orang sih,
berbeda dari bulan-bulan kemarin. Tapi sebulan tiga desain undangan sih,
lumayan sedikit. Hihii. Namun, yang nggak lumayan dan luar biasanya sih, dari “dapet
undangan dalam 1 bulan, bulan September aja sampai 5 orang”. Oke fix,
jatah tabungan bulan ini dikurangi sedikit untuk anggaran kondangan.
Kalau
pun semua undangannya sih bisa dikasih di awal bulan, it’s oke. Tinggal sisipin
uangnya berapa aja ke amplop-amplopnya sekalian, dan dinamai serta buat siapa
aja, kali aja yang bilangannya ada yang berbeda dari pengundang satu sama
lainnya. Heheee. Karena isi amplop kadang juga mempengaruhi dengan akrab dan
kurang akrabnya seseorang, sih. Hahahahai...
Namun,
berbeda dari imajinasi saya, undangan datangnya bertahap. Kloter pertama, hanya
ada 4 orang. Tepatnya pada tanggal 3 September 2017, tanggal 4 September 2017
ada 3 orang, dan yang terakhir pada tanggal 21 September 2017. Yah, hari
tersebut jatuh pada hari ini, dan undangannya baru saya terima Minggu kemarin. Sedangkan
pengundangnya adalah teman komunitas saya, lebih dekat lagi, dia adalah tetua,
kakak, pada komunitas IPK (Ikatan Pemuda Karangduren), yang sebelumnya pada
tanggal 3-4 September telah didahului oleh kakak tingkat saya di komunitas
tersebut.
Yah, undangan terakhir dalam bulan ini |
Ada rasa
senang dan cukup menyenangkan sih bisa kondangan sebulan 5 kali. Senangnya dari
mana aja?
1. Bisa
silaturrahmi
2. Temu
kangen dengan teman-teman
3.
Refreshing
4. Jalan-jalan
(ahh, ini masuk nomor tiga juga ya, hehee)
5. Nabung
atau investasi
6.
Terinspirasi untuk segera melangkah seperti mempelai
7. Tambahin
sendiri
Langsung
saya urai satu-satu aja ya, kenapa bisa menyenangkan?
1. Bisa silaturrahmi
Karena
adanyan kondangan tersebut, mau nggak mau kita bisa hengkang dari rutinitas
sementara waktu untuk bisa bertegur sapa dengan teman-teman yang sebelumnya
jarang ketemu. Sehingga bisa mempererat tali persaudaraan, ataupun pertemanan.
2. Temu kangen dengan teman-teman
Yah,
ini ada kaitannya pada nomor 1, karena kondangan bisa dijadikan ajang temu
kangen bersama teman-teman, saling swafoto, menghabiskan waktu ngobrol sesuka
mungkin tapi mengkondisikan dengan tempat acara serta waktu juga sih. Hehee. Intinya
bisa nostalgia masa-masa lalu.
3. Refreshing
Yah,
karena kalau nggak ada kondangan, mungkin nggak bisa ijin ke kantor. Apalagi jenis
saya sendiri, kalau nggak ada undangan nikah dari teman, atau ada acara
tertentu, ya ijin bolos kerja, hehehe. Ijin, tapi dengan alasan “ada
kepentingan” bukan karena, ada kondnagan. Kalau ada undangannya berbentuk
fisik, mungkin lebih kuat buat ijinnya. So, ajang buat refreshing
nya tambah cethar. heheee
4. Jalan-jalan (ahh, ini masuk nomor tiga juga ya, hehee)
Tanpa
disadari, jarak tempuh lokasi pernikahan emang ada yang dekat atau jauh, bahkan
bisa jauh dari tempat tinggal sendiri. Nah, sedangkan untuk lokasi yang jauh
dari rumah itu cukup menyenangkan loh gaes. Bisa sekalian jalan-jalan. Nanti sehabis
acara mau mampir ke kafe, atau nongkrong dulu kemana, atau mau belanja
tipis-tipis. Nah, bagaimana dengan gaunnya? Nggak masalah sih, mumpung ada
waktu kumpul bareng teman? Iya kan? Iyain aja deh, hheee
5. Nabung atau investasi
Semagian
orang mengatakan, sering banyak undangan bisa menjadikan tabungan atau
investasi untuk pernikahan kita nantinya. Karena apa? Karena bilangan amplop
yang kita berikan, atau bingkisan yang diberikan pada mempelai bisa dimasukkan
pada daftar kunjungan balik mempelai pada saat kita nikah nanti. Kita??? Lo aja
keleus,. Hehehee... iyah, kalau budaya disini masih bisa dikatakan menganut
sistem seperti itu.
Kalau
kamu dulu datang ke nikahannya si A dengan membawa uang sekian, misalnya
Rp.30.000,- besok di saat di A datang ke nikahannya kamu juga dengan memasukkan
uang yang sama pada amplopnya untuk kamu. Istilahnya timbal balik begitulah. Hehee.
Sehingga, sering kali sehabis acara nikahan, mempelai juga memasukkan berapakah
isi amplop tiap-tiap teman yang diundangnya tersebut. Nah, sewaktu-waktu ada
teman yang diundang nikah juga, dia akan memberikan amplop sesuai catatan di
buku kedatangan tamunya saat nikah waktu lalu.
Kalau
budaya di kamu bagaimana, gaes?
6. Terinspirasi untuk segera melangkah seperti mempelai
Yah,
mau nggak mau, datang ke acara nikahan ini bisa jadi salahsatu motivasi untuk
segera mengikuti jejak langkah si mempelai loh gaes. Itupun kalau emang udah
niat segera melangkah ya, kecuali ada prinsip tersendiri, mungkin karena belum
siap, atau hal-hal lainnya lagi. Hehehe
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan untuk menikah, maka hendaklah ia menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa. Karena sesungguhnya puasa itu dapat menjadi tameng baginya (melemahkan syahwat) [Mutafaqun ‘Alaih]
7. Tambahin sendiri
Buat poin
ini, hal apa aja selain di atas tersebut yang menyenangkan saat kondangan yang
kamu rasakan atau alami. Drop di
bawah ya.... heheee
Nah,
itu beberapa poin tentang manfaat serta hal yang cukup menyenangkan yang sampai
saat ini saya rasakan ketika kondangan. Sedangkan untuk satu hal yang cukup
greget ini sendiri, datang dari celetukam-celetukan manusia menggemaskan. Hehehe...
aapaan sihh.
Habis
kondangan, ikut kondangan lagi, dapat kondangan lagi, lagi, dan lagi, kemudian
muncul celetukan yang luar biasa mujarab sekali bikin nyess, hehee
Rajin kondangan, kapan dikondangin?
Yang pernah
dapat ucapan yang sama di atas, mohon ngacung ya? Nggak akan ada yang ngetawain
kok, yakinlah. Hehehee... buat yang poin ini, saya sendiri sudah kerap sekali
dapat, ini asli jujur. Apalagi di tempat kerja, seperti estafet acara lamaran
sama nikah. Dan sayangnya, selain karena undangan pada bulan ini, ada sekitar 4
orang teman di tempat kerja yang sudah melangsungkan lamaran tepat pada bulan
ini juga. Tiga di antaranya adalah adik tingkat saya di jenjang pendidikan
tingkat atas.
Ke nikahan saudara - adik kelas juga - 4 September 2017 |
Weh...
karena itulah, tradisi yang sudah mendarah daging di tempat kerja sih. Insyaallah
saya tidak ingin iri-irian. Karena, sebuah prinsip yang masih saya pegang, saya
nggak ingin pernikahan saya untuk ajang estafet. Bukan berarti karena saya ada
pacar, lantas saya berburu untuk segera meminta pasangan saya segera melamar
saya. kode? Udah pernah, cuman sebatas celetukan saja, tapi sebenarnya di
relung dalam, ceileh, ada rasa kepengen tapi belum saat ini. Hehee
Jadi,
karena dua hal tersebut, yaitu karena rajin kondangan, kapan dikondangin?
Sama disalip adik kelas yang sudah dilamar tersebut salahsatu hal yang
nyess sekali buat saya. Namun demikian, hal itu bukan jadi penghalang buat saya
untuk terus memperbaiki diri sekaligus menabung buat menuju pernikahan saya
nantinya, bukan?
Oleh karena
itu, hingga saat ini, alhamdulillah saya berusaha menebalkan telinga apabila
ada yang tanya, Kapan nyusul? Rajin kondangan, kapan dikondangin? Ciee,
ditikung adik kelas nihh? Dan lain halnya itulah. Hehee
Nggak
kerasa curhatan kali ini sampai 1000+ cws, huhuu, emang gini ya, kalau INFP
lagi curhat, hehee.
Oke gaes,
mungkin itu, ya, itu saja yang ingin aku sharing pagi yang cerah ini. Semoga bisa ketemu pada
postingan berikutnya ya, dan siap-siap nanti malam hadir di kondangan yang
Insyaallah terakhir dalam bulan ini. Hehehe...
See
you next time, and feel free to drop your comments
Di pagi
hari yang cerah dan kebetulan libur kerja.
~Love
Khoirur
Rohmah
Semoga disegerakan ya, mb.
BalasHapushalah, nikmatin dulu masa2 belum nikah
BalasHapusnikmatiii, hehehe
Aku, kondangan mulu hehe. Tetap semangat mencari jodoh ^^
BalasHapusKapan dikondangin..? *eeaaaa.... :)
BalasHapusRajin kondangan dulu deh mbak, semoga segera nyusul dikondangin yaa.. aamiin :)
Jaman saya menikah dulu, ibu saya juga rajin nyatetin jumlah amplop dari para tamu, hehe.. tapi saat ini apa masih ada ya, apa nggak ribet tuh? Ntar kalau mau kondangan harus buka catatan dulu : Si A ini dulu ngasih berapa ya? Tapi kalau sempat sih ga apa ya.. :)
Aku juga suka kondangan. Bisa jalan-jalan, pake baju bagus, makan enak, hehehe. Kalau beruntung bisa ketemu temen lama, cerita-cerita, foto-foto and so on.
BalasHapusDulu waktu belum nikah juga gitu suka diledekin, hanya karena hampir semua teman se-angkatan udah pada berkeluarga. Tapi santai aja sih, kalau udah waktunya juga nikah.
Saya suka datang ke acara pernikahan. Suka berasa aja aura bahagia saat pernikahan :)
BalasHapusJudulnya bikin emosi, hahaha...
BalasHapus