Bismillaahirrohmaanirrohim...
Dalam rangka memenuhi tantangan One Day One Ayat yang digagas entah sama siapa, hehehe... soalnya saya dapat jatah karena ditunjuk oleh salahsatu teman saya di Instagram. Kalau sebelumnya saya ditunjuk oleh Mbak Witri, tapi untuk bagian kali ini saya ditunjuk khusus oleh Mbak Leli Erwinda. Tapi, tak masalah juga sih mau ditunjuk dua kali, tiga kali, empat kali, atau pun selebihnya. Karena bagi saya, mempelajari kalam-Nya itu tidak akan pernah jemu hingga kapan pun. Malahan bisa membuat kita jauh lebih paham makna dari tiap lafadzh-lafadznya. Insya Allah.
Kalau periode pertama kemarin, saya menuliskan Lafadzh Surat Al-Nahl ayat 53 yang berisi Pertolongan Allah Kepada Manusia. Dalam makna ayat tersebut menerangkan bahwasanya, ketika seorang manusia ditimpa suatu musibah, tentulah Allah yang menjadi tempat utama dalam meminta pertolongan. Dan hanya Dia semata. Bukan selain-Nya.
Sedangkan dalam ayat selanjutnya pun dijelaskan lebih rinci jika, Apabila Manusia ditimpa suatu musibah, suatu kemudharatan mereka mengadu, memohon kepada-Nya. Namun, begitu terkabul hajatnya, seringkali mereka lupa untuk tetap memohon kepada-Nya. Seakan-akan mereka tak pernah datang menemui-Nya. Naudzubillah.
“Kemudian apabila dia telah menghilangkan kemudharatan itu daripada kamu, tiba sebahagian dari kamu, mempersekutukannya dengan yang lain.”
(QS.Al-Nahl : 54)
“Biarlah mereka mengingkari ni’mat yang telah Kami berikan kepada mereka, maka bersenang-senanglah kamu, kelak kamu akan mengetahui (akibatnya)”(QS. An-Nahl : 55)
Naudzubillah jika kita sampai berpaling daripada-Nya setelah kita mencapai apa yang kita inginkan. Seringkali, kadang pun saya juga pernah melakukan hal demikian, gaes. Punya keinginan yang sebisa mungkin terpenuhi. Meminta-minta kepada-Nya untuk dikabulkan. Begitu terkabul, lama kelamaan semakin pudar untuk meminta kepada-Nya. Malahan lupa akan apa yang dikatakan saat memohon pada-Nya. Naudzubillah...
Sehingga, apabila terdapat kaum yang demikian, Allah malah menguji mereka untuk bersenang-senang terlebih dahulu hingga nantinya mereka akan siap menyapa kembali ‘akibatnya’ tersebut.
Allah itu maha baik, kita meminta do’a beraneka ragam, berjuta keinginan dari hamba-Nya pun, Dia tidak pernah bosan menerima-Nya. Walaupun kadangkala intensitas pemenuhan atau terkabulnya tidak bisa langsung sekaligus. Sama halnya dengan kita ingin jalan-jalan ke Eropa* seumpamanya namun uang masih belum terkumpul dengan banyak. Maka kita perlu menabung terlebih dahulu hingga nanti uangnya bisa buat menerbangkan kita kesana.
Jadi, ada effort yang harus kita penuhi untuk segera menerima hajat kita tersebut. Dan nantinya setelah terkabul impian tersebut, jangan bosan-bosan untuk meminta lagi pada-Nya. Dalam keadaan susah atau ditiimpa musibah pun, Dia akan tetap senang jika hamba-Nya meminta pada-Nya. Yah. Hanya pada-Nya semata.
Begitulah sedikit rangkuman untuk ayat alqur’an sebelumnya yang saya pakai dalam Surat An-Nahl ayat 53 dan penjelasan rincinya pada ayat berikutnya yakni An-Nahl ayat 54 dan 55.
Luasnya Ilmu Allah Tak Terhingga – Kandungan Surat Al-Kahfi Ayat 109
Beranjak pada challenge OneDayOneAyat selanjutnya yang saya terima, saya mengambil contoh makna ayat pada surat Al-Kahfi ayat 109. Ada banyak pilihannya sebenarnya yang sudah saya siapkan. Tapi, mengingat penjelasan pada ayat tersebut cukup menarik. Akhirnya saya memutuskan memilih ayat pada surat al-Kahfi pada challenge kedua yang saya terima.
Dalam 2 ayat terakhir pada Surat Al-Kahfi tersebut dijelaskan dengan gamblang penyebutan tema “Luasnya Ilmu Allah Tak Terhingga” mengisyaratkan akan keagungan dan kebesaran ilmu Allah yang tiada batas. Bahkan, apabila lautan di dunia dijadikan tinta untuk menuliskannya, pasti tidak akan ada habisnya. Kita tambahkan pula air dari muara lainnya pun, tetap tidak akan bisa mencukupi akan luasnya ilmu Allah. Subhanallah...
Hal itu seperti mengingatkan kepada diri sendiri, bahwa sesungguhnya ilmu saya bukanlah apa-apa, nggak ada secuil, seiprit, dan se- se- lainnya. Apalagi dibandingkan dengan ilmu-Nya. Sehingga, pantaskah saya menyombongkan diri terhadap makhluk Allah lainnya? Naudzubillah...
Selain itu, ada juga makna yang tersirat pada ayat tersebut, bahwasanya kita sebagai makhluk-Nya untuk terus mengasah ilmu pengetahuan kita, semakin banyak belajar, dan terus belajar. Karena dalam sebuah hadis pernah diriwayatkan. “Sesungguhnya menuntut ilmu itu dimulai dari buaian ibu hingga liang lahat”.
Jadi demikian, jika kekuasaan Allah dan betapa luasnya pengetahuan-Nya dikemukaan dalam surat Al-Kahfi dengan menyebutkan beberapa nama Nabi seperti kisah Nabi Musa a.s, Nabi Khidr, a.s, kisah Dzuqarnain, serta dengan mengibaratkan bahwa seaindainya semua air yang ada di bumi dan ditambah lagi sebanyak itu pula dijadikan tinta untuk menulis ilmu Allah, tentu tidak akan mencukupi. Karena sesungguhnya, Luasnya Ilmu Allah Tak Terhingga.
Semoga bermanfaat, dan feel free to drop your comments ya gaes...
Karangduren, 22 Januari 2017
Khoirur Rohmah
with love,
mbak, bener ya itu An-Nahl 53-nya: pertolongan manusia kepada Allah ??
BalasHapusJadi merasa kecil kalau mengingat betapa luas ilmu Allah, ya
BalasHapus