“Pelecehan Seksual adalah salahsatu bentuk tindak kekerasan karena adanya paksaan dari satu pihak pada pihak lain untuk melakukan aktifitas seksual baik secara aktif maupun pasif untuk mencapai kepuasan seksual salahsatu pihak”
Bismillaahirrohmaanirrohim….
Beberapa bulan
kemarin, ada sebuah notifikasi chat dari Whatsapp saya tentang sebuah
pelecehan seksual yang terjadi pada seorang anak SD oleh supir pribadinya.
Kronologisnya yaitu ketika keadaan macet, si supir mengacung-acungkan jari
tengahnya ke arah belakang di mana anak perempuan tersebut berada. Tak lama
kemudian, si anak mengangkat kakinya di atas senderan kepala tempat duduk
depan, sedangkan si sopir langsung mengeluarkan Hape miliknya dan mengambil
gambar ke arah selangkangan anak itu. Dalam keadaan masih macet tersebut, si
supir memaling ke belakang dan menundukkan kepalanya ke bawah dan ke belakang.
seperti itu kronologisnya.
Miris banget
yah, apabila kita sendiri yang menyaksikan aktifitas yang tak bermoral yang
dilakukan oleh supir tak tahu diri itu. Berita terseubt bukanlah hoax ya gaes,
berikut ini screenshoot terkait kebenaran berita itu dan juga komentar
dari teman-teman saya di grup.
Melihat
kejadian di atas, pelecehan seksual yang terjadi pada perempuan sangatlah buruk
akibatnya gaes. Apalagi jika korbannya itu masih di bawah umur. Tak terbayang
dengan depresi ataupun trauma yang mungkin dialaminya di kemudian hari.
Saya pernah
mengalami pelecehan seksual tak hanya saat berada di kendaraan umum, tapi juga
di tempat umum gaes. Kalau diingat-ingat, saya sedikit trauma, dan takut
berkepanjangan pastinya.
Contoh
kecilnya saat di kendaraan umum, waktu itu saya akan ke kampusnya di Mamas
untuk memberikan “Surprise” ulangtahunnya. Etapi, ketika saya
naik angkutan umum kedua menuju kampus, saya duduk di antara bapak-bapak dan
mas-mas.
Mungkin
anggapan man-teman kalau udah tahu ada lelaki yang mayoritas menempatinya,
kenapa naik angkutan itu? Soalna hanya mobil tersebut yang kebetulan akan
berangkat ke arah sekitaran kampus. Lebih cepat lebih baik sampai. Selain itu,
di bagian tempat duduk depan juga ada ibu-ibu yang duduk di sana.
Sepanjang
perjalanan, saya sudah nggak enak banget sama pandangan di dalam angkutan itu
gaes. Sesekali saya memang mengitari pandangan saya kepada lelaki itu dengan
tatapan yang agak berani dan nggak takut jika memandang, meski ajuh dalam hati,
saya sangat gelisah sekaligus takut. Dan saya juga sebentar-bentar lihat ke
arah belakang kaca angkutan. Setidaknya bisa jadi cara saya untuk bisa jadi
perhatian pengendara lain di belakang angkutan yang saya tumpangi. Bener-bener
kudu safety banget hingga mendekati daerah kampus, ada gadis yang ikut
naik pada angkuta umum yang saya tumpangi, saya pun memulai percakapan
dengannya. Dari situlah setidaknya saya tetap tenang meskipun harus tetap
waspada.
Ketika akan
keluar dari angkutan umum itu, saya juga dilanda cemas sekaligus tenang. Cemas jika nanti ada salahsatu
penumpang bertindak kurang baik kepada saya. Tenang karena saya bisa bisa lepas
dari pandangan tak mengenakkan itu.
Tapiii… yang
saya khawatirkan lagi, semoga saja gadis yang akan turun di sekolahnya, tak
jauh dari tempat saya berhenti itu tidak mengalami kekerasan atau pelecehan
seksual dalam bentuk apapun. Alhamdulillahnya lagi, kaca pada angkutan lumayan
bersih dan tembus pandang oleh pengendara lain di sekitarnya.
Ada kejadian
lagi sewaktu saya naik angkutan umum, dari kaca spion, kadang saya dipandang
oleh si supir. Walaupun tanpa sepengetahuan saya. Nyatanya saya bisa menbak
dari aktifitasnya yang diam-diam mencuri pandang saya. Padahal loh ya… saya
nggak berani mengenakan pakaian yang bisa mengundang syahwat seorang lelaki.
Terlebih saya juga gaya duduk atau sikap saya selama di angkutan. Etapi... kok
bisa tatapan si supir itu mengarah ke saya? Duileh… kalau begini caranya memang
saya kudu perhatian dan juga merasa terbantu dan mengetahui cara
mengantisipasinya setelah membaca ebook yang telah dibagikan oleh mbak Tya
Napitupulu. Thanks ya mbak… hehehehe….
Efek trauma
yang saat ini masih muncul lagi adalah ketika saya mendapatkan perlakuan yang
kurang mengenakkan dari tetangga saya sewaktu membeli barang yang dibutuhkan
oleh Ma’e. peristiwa itu terjadi saat saya duduk di bangku Tsanawiyah.
Ketika saya
membeli di tokonya, saat awal sebelum pelecehan itu terjadi, saya nggak tahu
apa-apa jika nantinya beliau si bapak yang juga orangtua teman saya akan
bertindak hal-hal senonoh dengan menyentuh anggota tubuh saya. Ya Allah!!
Rasanya saya kaget, shock, serta histeris gaes. Tetapi, si bapak itu pintar
banget menyembunyikan suasana jika ada istrinya yang menjaga toko. Hiks….
Ada pernah
setelah kejadian itu, saya juga hampir diperlakukan yang nggak baik oleh bapak
itu. Baik pandangan dan juga perkataannya yang dilayangkan kepada saya tak
mencerminkan jiwa dan sosok seorang bapak panutan anak di mata saya.
Reflex ketika
saya akan membeli dan sebelum bapak itu melakukan hal-hal yang kurang baik
kepada saya untuk berbuat perkara yang nyeleneh, saya teriak sambil berlari ke
arah kakak laki-laki saya yang sedang menjemur pakaian di depan rumah. Ya
Allah… itu benar-benar di luar dugaan saya ya gaes, tiba-tiba bisa teriak gitu
karena takutnya saat bepak itu berbuat macam-macam terhadap saya.
Kejadian yang
saya alami dari contoh di atas jujur, sampai saat ini masih memberi efek kurang
baik kepada saya. Dan mungkin juga man teman pernah mengalami kejadian yang
sama dengan yang saya alami di atas atau lebih tidak mengenakkan lagi, monggo share
nanti ya gaes. Oh iya, efek kurang nggak baik itu dasarnya lagi memang saya
nggak pernah berinteraksi dengan bapak kandung sedari bayi. Setiap kali
berhadapan dengan laki-laki, selain kakak sendiri, saya nggak berani memandang
lekat-lekat wajah dan juga mata mereka. Malahan saya enggan melakukan aktifitas
apapun apabila di depan rumah saya ada guru laki-laki atau bapak-bapak yang
sedang melakukan rapat pendidikan, atau lain-lannya. Alasan saya tidak lain dan
tidak bukan karena”Takut”, malu, dan nggak berani. Entah saya sendiri
nggak bisa jelasin kenapa bisa demikian. Hiks….
Padahal,
kadangkala terjadinya suatu tindak kekerasan atau pelecehan seksual yang
dialami perempuan, tak hanya terjadi di kendaraan umum saja. Bahkan di tempat
umum pun juga ada. Kadangkala, perempuan
lah yang disalahkan karena makhluk cantik itu menjadi pemicunya. Padahal nggak
selamanya demikian loh gaes…
Menurut e-book
dari Astrid Malahayati Fathima dan R.
Rika Rosvianti, mitos yang menyebabkan hal tersebut bisa karena pelaku merasa
berhak untuk mengambil keuntungan dari korban. Serta pelaku yakin jika dia
tidak akan melapor karena takut, malu, atau merasa tidak akan dipercaya
ceritanya. Yah di atas itulah mitos yang beredar di kalangan masyarakat terkait
kekerasan dan pelecehan seksual.
Tapi,
Alhamdulillah saya sudah ceritakan terkait pelecehan seksual yang saya alami
kepada anggota keluarga dan juga si Mamas.
Untuk
teman-teman yang membaca postingan ini, kiranya membaca e-book yang di-share
oleh mbak Tya Napitupulu ini. Panduannya lengkap banget. Kita sebagai perempuan
jadi bisa berhati-hati dan mengantisipasi hal apapun yang akan mengancam diri
kita sendiri dengan sesuatu yang tak diinginkan.
Atau mungkin
man teman juga ingin dan butuh teman curhat tentang kejadian kekerasan dan
pelecehan seksual yang kalian alami, tapi belum berani untuk menceritakan
kepada siapapun termasuk orang terdekat, kalian bisa banget menghubungi akun
social media di bawah ini yang bisa membantumu menerima berbagai cerita yang
mungkin juga kalian alami, ya gaes.
(1) Setiap
anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekuasaan
dan diskriminasi . (pasal 28B)
(1) Setiap
orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat,
dan harta benda yang di bawah kekuasannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
yang merupakan hak asasi. (Pasal 285)
Jadi, jangan
khawatir selain ada pihak yang mampu menampung aspirasi kamu sebagai seorang
perempuan. Yuk mari #MulaiBicara tentang kekerasan atau pelecehan seksual baik
itu di kendaraan umum yang rawan terjadi, maupun di tempat umum yang kalian
alami. Bahkan dalam UURI juga sudah banyak diberikan poin-poin terkait hal itu.
Bahkan ada pihak yang memang khusus peduli dalam hal tersebut. Seperti
komunitas di atas yang saya sebutkan ya gaes….
Semoga kita,
adik, kakak, maupun keluarga kita bisa belajar dari kejadian di atas ya gaes…
Selalu waspada dan jugajarak aman jika kondisi mendepak kita saat berada di
tempat umum.
Berikut saya
akan berikan sedikit Tips meminta bantuan orang lain ketika kita mengalami
pelecehan seksual di tempat umum atau kendaraan umum.
1. Menitipkan
ke orang lain terkait hal tersebut atau menceritakannya.
2. Berteriak
sekencang-kencangnya
3. Mencakar
4. Menampar
5. Menginjak
kaki pelaku atau menyikut
6. Mendorong
7. Menggigil
Oke gaes…
semoga apa yang saya share pada tulisan ini bisa bermanfaat dan
memberikan pelajaran bagi kita semua, Amin….
Tulisan ini diikutsertakan dalam
Mini Giveaway:#MulaiBicara Kekerasan Seksual di Kendaraan Umum
Sumber
Referensi:
- Ebook
panduan pencegahan oleh Astrid Malahayati Fathma dan R. Rika Rosvianti
- Buku UUD RI.
Memang harus hati2 jika sedang aktivitas di tempat umum, banyak orang yg moralnya buruk, akan lebih baik jika wanita punya bekal bela diri untuk sedikit perlawanan..
BalasHapusNgeri kalau sudah seperti itu, ya? :( Kalau saya barangkali bakal teriak. Alhamdulillah, udah emak2 jadi aman kali ya? Hehehehe
BalasHapusBahaya juga ya mbak kalau kejadian ini terjadi ke adik saya kalau saja terjadi amit amit ya sama adik saya, akan saya gantung langsung mbak biar kapok. Dan kalau ditempat saya mah kebanyakan korban pelecehan seksual itu mahasiswi mbak karena rumah saya dekat dengan universitas, pernah waktu itu ada perempuan lagi jalan dan tiba tiba ada motor laki laki berdua langsung meremas p*yud*r*nya dan yang saya kasihannya itu keras sekali meremasnya lalu waktu itu saya kejar dan sayangnya gak kena karena saya waktu itu lagi jalan kaki disekitaran rumah sih mbak.
BalasHapus