Bismillaahirrohmaanirrohim…
Masih dalam kegiatan minggu lalu
yang sampai saat ini masih belum bisa move on untuk mencobanya kembali bersama
keponakan saya yang unyu-unyu gemesin, Lulu. Hehehe… dalam kegiatan itu, saya
mencoba mempraktikan kegiatan bermain edukatif yang saya terima saat duduk di
bangku Taman Kanak-Kanak, namun saya mempraktekkan sendiri di rumah. Media yang
dipakai di sekolah berbeda dengan yang saya gunakan di rumah. Karena masih
menggunakan media tradisional yaitu dengan pelepah pisang lebih tepatnya bagian
ranting pisang. Hehee…
Kebetulan Minggu kemarin saya
tidak memiliki jadwal kegiatan di luar rumah. Mungkin karena kondisi cuaca yang
sering mendung dan sore harinya selalu saja ada hujan yang sendu, jadi saya
memanfaatkan waktu liburan kerja saya dengan mengasah kreatifitas Lulu. Selain
itu, dia cukup terhibur selama saya mengajaknya bermain. Karena pada dasarnya
ketika pagi hari setelah selesai mandi dan sarapan, dia bermain bersama saya
atau Ma’e yang biasa dipanggil dengan sebutan Mbah, untuk bermain di sekitar
rumah. Sedangkan kakak saya mengawasi sembari menjahit.
Awalnya saya cukup pesimis, tapi
rasa penasaran pun cukup menggugah dan membuat saya semangat untuk mencobanya.
Kegiatan menjiplak ini cukup
sederhana dan mungkin anak-anak di rumah teman-teman suka memainkannya.
Pasalnya sebelum Lulu turun langsung untuk mencoba menjiplak dengan memakai
media pelepah pisang, Bila – kakaknya Lulu – dan juga temannya malah asyik
mencoba melukiskan hasil jiplakannya pada lembaran kertas yang sudah saya
siapkan. Seperti inilah keseruan mereka, tanpa Lulu yang masih sarapan.
Setelah mereka sibuk bermain
sendiri, akhirnya saya memanggil Lulu untuk mencoba menjiplak. Tak seperti dugaan
saya, dia seakan-akan antusias dalam mencobanya, dengan ditemani dan diberikan
arahan dari Kakak saya, Lulu tampak memperhatikannya. Sedikit demi sedikit dia
percaya diri menggoreskan jiplakan pelepah pisang yang berwarna warni itu pada
lembaran kertas kecil.
Oh iya, untuk larutan cairan
warnanya yang saya pakai terlalu encer. Sebenarnya alangkah lebih baik memakai
cat warna karena teksturnya lebih padat. Tapi demi hematisasi namun tetap
tujuan motorik halus anak terangsang dengan baik, saya tidak khawatir dengan
menggunakan pewarna makananan yang harganya jauh lebih murah.
Dari kegiatan menjiplak itu, saya
juga sembari mengajak Lulu untuk berbicara, menanyakan ini warna apa? Coba ini
taruh sini, dek yang warnanya ini, itu, pelan-pelan, teteskan dulu pelepahnya
sebelum diarahkan ke kertas supaya kertas nggak berlubang atau cairan warnanya
tembus. Perlahan Lulu memahami instruksi saya. Dengan telatennya dia terus
mencoba memainkannya. Huehe…
Setelah media kertas yang
digunakan telah terisi penuh dan sesak dengan warna warni. Akhirnya saya
mengakhiri kegiatan bermain itu. Sebelum saya keringkan kertasnya, saya
menanyakan kembali kepada Lulu.
Ini ada warna apa aja, dek?
Coba tebak, ini warna apa?
Berarti jumlah warnanya ada
berapa?
Nah, kira-kira hal itulah cakupan
pertanyaan yang saya layangkan kepada Lulu. Dia sangat mahir dalam menghafal
warna. Namun sayangnya dia masih lemah dalam menghitung meski dia sendiri sudah
hafal angka 1 sampai 10 yang ada pada materi di Taman Kanak-Kanak. Dia
menghitung dengan sangat cepat, jadi seumpama ada 4 warna, dia menjawab sampai
dengan 5 warna. Iya karena itu, dia aktif dan super gesit.
Oke next saya akan membeberkan apa itu permainan
Menjiplak versi saya.
KEGIATAN MENJIPLAK, APA ITU?
Menjiplak dalam hal ini bukan
menyalin sebuah isi dari satu ke yang lain dengan sama persis meski tingkat
kemiripan bisa sampai 11-12. Tapi di sini Menjiplak merupakan sebuah kegiatan bermain anak yang
bertujuan untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan motorik halus pada
anak dengan pengenalan warna pada anak serta mengenalkan jenis-jenis tekstur
pada anak. Tak hanya itu, permainan ini juga mengasah kemampuan kognitif dalam pengembangan dan pengenalan anak baik
pada angka, dan semacamnya. Tapi dalam hal ini, saya hanya memiliki tujuan
supaya keponakan saya belajar lebih dalam lagi mengenal warna-warni, kombinasi
pencampuran dua warna, serta kegiatan menghitung.
Bagaimana Cara Membuatnya?
Untuk masalah ini, teman-teman
bisa mengatur sendiri jenis dan media apa saja yang ingin digunakan. Hal itu
pun bervariasi, serta bahan yang digunakan juga divariasikan sesuai selera.
Emang apa sih bahan-bahan yang dibutuhkan untuk bisa melatih anak dalam bermain
edukatif menjiplak ini?
BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN
- Pewarna makanan atau cat air
dengan berbagai warna *opsional
- Wadah untuk tempat pewarnanya
di bedakan tiap warna
- Sediakan media sebagai
penjiplak. Dalam hal ini bisa memakai pelepah pisang dipotong-potong kecil lalu
ditaruh pada wadah tiap warna. Bisa juga memakai dedaunan atau tektur lainnya.
- Kertas kosong,
CARA MEMBUAT
- Pisahkan pewarna makanan atau
cat air pada tiao-tiap loyang. Jika memakai pewarna makanan, usahakan jangan
terlalu banyak memberikan airnya, khawatir nanti kertas menjadi bolong akibat
pewarnanya meresap lebih banyak.
- Buatlah media penjiplak sesuai
jumlah warna yang tersedia supaya tidak tercampur saat akan menjiplak dengan
memakai warna lain. Dalam hal ini bisa memakai pelepah pisang, dedaunan, atau
yang sejenisnya.
- Celupkan media penjiplak pada
wadah berisi warna-warni lalu aplikasikan di atas kertas kosong yang telah
tersedia, dan lakukan secara berturut-turut. Dalam hal ini dari media penjiplak
bisa dibuat sebuah variasi gambar. Mungkin untuk membuatr bunga, kupu-kupu, dan
sebagainya
- Berikan arahan kepada anak
bagaiamana cara penggunaan dan ajaklah dia menirukan kegiatan yang kalian lakukan.
Nah… cuukup sederhana, kan
permainannya. Anak pasti ketagihan untuk bermain dan berkreasi dalam hal
menjiplak. Oh iya, FYI untuk warna yang saya gunakan itu ada 3 warna yang
berbeda dengan 1 warna campuran. Yaitu warna hijau, merah, kuning telur, serta
pencampuran ketiga warna menjadi warna coklat tua.
Mau mencoba permainan edukatif
yang sederhana tapi bisa mengasah kemampuan anak? Kalian bisa menggunakan/mencoba
permainan “menjiplak” ini. Karena, Lulu yang tidak sekolah di PAUD, saya ingin
mengenalkan dia sebuah permainan yang mungkin juga akan dia terima saat duduk
di kelas Taman Kanak-Kanak.
Oke gaes, mungkin itu aja sedikit
informasi dan sharing permainan edukatif yang sangat sederhana dan bisa
kita buat bisa bermanfaat untuk kita bersama yah.. hehehe… feel free to drop
your comment.
Karangduren, 9
Oktober 2016
Khoirur Rohmah
Juara..nah begini nih bermain sambil mengedukasi sehingga usia anak ga teracuni dg dampak gadget yg negatif
BalasHapusIya mbak. Kalo nggak diselimur, eh dialihkan sama mainan tradisional gini, Lulu bisa merengek mainin gadget gee :)
HapusPermainan edukatif yang penting banget ini, Mbak, tentunya akan menyenangkan bagi anak-anak. Tidak mahal lagi :)
BalasHapusOhya, Mbak, sekalian mohon izin ya, tadi saya follow blog ini. Terima kasih...
Iya mas. Bahan mudah didapat, caranya pun cukup sederhana.
HapusOhh... terima kasih banyak, mas.
Ditunggu kunbalnya :D
Waah kreatif. Boleh juga nih dicontoh...
BalasHapusSilahkan, mbak Nia :D
Hapuswah bsia ditiru nih , bisa juga untuk alat menjiplaknya bukan pisang saja ya
BalasHapusOh iya mbak. Bisa banget :D
HapusWah wah asyik nih, seru, bisa dicoba kalau pas weekend sama adik :)
BalasHapusHhe... silahkan dicoba permainan edukatifnya sma adik mba :)
Hapuswahhh kreatiff bangettt keren keren
BalasHapuskepikiran dari pelepah pisang y mba :) kreatif ^^
BalasHapusAku sewkatu kecil juga main kek gini, tapi belum mempraktikannya ke Juna
BalasHapusWaah, ngga kepikiran selama ini aiu sama kegiatan sederhana tp keren ini. Mau nyontek ya mbaa
BalasHapuskreatif banget! kereen
BalasHapusWaah..permainan yang edukatif sekali. Selain mudah memainkannya, mudah pula menemukan bahannya ya...
BalasHapuskepengen nyoba deh jadinya.
BalasHapuskapan2 aku ajak keponakan ah buat man dedukasi ini.
Wah.. inspiring.. aku pengen cobaaa.. makasih ilmunya mba.. ga kepikiran bs dr pisang
BalasHapusRohma kamu kreatif, ibu guru yang baik memanfaatkan hal-hal yang ada disekitar untuk mengedukasi anak
BalasHapusKreatif mbak, keren (y) Bisa nih dicontoh. Btw, udah cocok mbak buat punya momongan hehe :D
BalasHapusTante kereeen, rajin nemenin ponakannya main.
BalasHapusjadi pengen ajak Faraz main ini juga ahh..
pake pewarna makanan emang lebih aman sih, murahmeriah pula ;)
Rahma kereeen, rajin en baik hati.
BalasHapusKemaren saya juga maen begini pake potongan sawi dan sepertinya yang paling girang saya deh
Ah.. itu lulu yaa.. pantes aja gak bisa move on dari Lulu.^^
BalasHapusSeneng nih Lulu diajakin main warna-warnaan. :)
Hujan yang sendu itu macam mana yaa??? Hehehe..
BalasHapusKalo menjiplak isi artikel blog boleh nggak tuh??? Hahah