Halo
teman-teman… selamat beraktifitas di awal pekan minggu ketiga bulan Agustus ini
ya... Masih dalam suasana HUT RI Ke-71 dengan slogan “Kerja Nyata”, kegiatan
apa sajakah yang kalian ikuti dalam rangka memeriahkan ulang tahun Negara
kita tercinta, Indonesia? Apa mungkin
lomba membuat tumpeng, karnaval, gerak jalan, lomba memasukkan paku ke dalam
botol, makan krupuk, panjat pinang, atau lomba apa nih, gaes?
Kebetulan,
untuk tahun ini seperti tahun kemarin, saya hanya memeriahkan acara HUT RI di
desa Karangduren dengan mengikuti Lomba Gerak Jalan Umum. Alhamdulillah, tidak
ada cek cok antar personal untuk lomba kemarin. Pasalnya, tahun kemarin, saya
sempat berdebat dengan kelompok gerak jalan yang saya ikutin. Dari dua pilihan:
yang pertama kelompok berisi salahsatu anggota keluarga saya dan guru-guru tpq,
sedangkan kelompok kedua berisi tetangga sebelah rumah saya. Dilematis banget
mau pilih yang mana. Pasalnya kedua kelompok masih membutuhkan anggota baru
untuk melengkapinya.
Dengan sangat
terpaksa juga, saya mengikuti kelompok kedua. Sehingga, banyak anggota kelompok
pertama [sedikit] kecewa sama saya. Tapi sebagian nganggapnya masih biasa aja.
Yang penting sama-sama memeriahkan acara Agustusan. Bukan saatnya
marah-marahan. Dan hasilnya, kelompok pertama yang urung saya ikutilah yang
mendapatkan penghargaan juara kedua. Yes… selamat….
Sedangkan
untuk lomba gerak jalan yang saat ini, seluruh peserta berjumlah 10 orang. Hal
ini juga mensiasati dengan jumlah guru perempuan yang mengajar di TPQ Miftahul
Huda. Sebenarnya, saya tidak mengajar di TPQ, hanya membantu saja di Madrasah
Diniyah, malam harinya. Tapi, Alhamdulillah sewaktu ada wisuda TPQ bulan Juli
kemarin, saya mendapatkan seragam juga untuk dipakai dalam acara pengajian. Dan
seragam itulah yang menjadi kostum untuk perayaan Lomba Gerak Jalan Umum di
Desa Karangduren.
Latihan gerak
jalan pertama dilakukan di hari Selasa Malam Rabu. Sedangkan untuk posisi
anggotanya menggunakan formasi 3-2-2-3. Di awal latihan hingga hari kedua,
tidak ada kendala sama sekali. Formasi tetap seperti semula. Sebenarnya formasi
ini lebih kecil dibandingkan tahun kemarin yang menggunakan formasi 4-3-3-4,
lengkap dengan ketua dan wakilnya.
Tapi menjelang
hari H lomba gerak jalan, ada sedikit kendala. Apakah ini akan tetap dengan
formasi 3-2-2-3 atau 4-3-3-4. Melihat kelompok gerak jalan yang juga latihan
setiap malam kebanyak menggunakan formasi kedua. Kebetulan sewaktu pra Hari H,
saya yang menjadi ketua. Sedangkan mbak Ainun menjadi wakil ketuanya. Ide untuk
merubah formasi menjadi kedua diajukan oleh istri dari bapak RT yang ikut
kelompok kami. Sedangkan pengusul pertama dengan tetap menggunakan formasi
pertama adalah mbak Ainun.
Saya pun
menyetujui dengan pendapat mbak Ainun. Karena formasi tersebut lebih sedikit, selain itu juga sesuai dengan jumlah anggota
kelompok. Jadi, kalau harus merubah ke formasi kedua, pasti juga butuh anggota
baru, sedangkan kostum yang dipakai tidak bisa didapatkan dalam jangka waktu
dekat, apalagi mendekati hari H. perlu banyak penyesuaian lagi. Dan dua hari
menjelang acara perlombaan. Kami sudah sepakat menggunakan formasi pertama, dan
saya tetap menjadi ketua, mbak Ainun menjadi wakilnya.
Alhamdulillah…
ketika tiba acara, semuanya berjalan dengan lancar. Saya ijin bekerja setengah
hari. Jadi, saya masuk dari jam 07.30, pulangnya jam 12.00. secara tidak
sengaja, saya lupa membawa kaos tangan karena ketinggalan di rumah kakak. Tapi,
bisa teratasi dengan titip kepada mbak Fajar yang juga akan membeli siang itu.
Bismillahirrohmaanirrohim,
sebelum berangkat ke Lapangan Karangduren, kami sudah bersiap-siap terlebih
dahulu di rumah mbak Falik yang dekat dengan tempat acara. Kemudian kami
sempatkan untuk foto bersama seperti gambar di bawah ini.
Begitu sampai di lapangan, sempat ada rasa dag dig dug dan cemas sekaligus grogi. Soalnya saya itu type orang introvert yang kurang pede di depan tempat umum. Namun, demi kelompok ini, saya mencoba untuk memberanikan diri.
Kelompok kami
mendapatkan urutan nomer peserta 57. Lebih muda dari urutan untuk peserta umum.
Setelah nomer urut 57 dipanggi, rasanya adem panas begitu, gaes. Mau teriak
suaranya agak tercekat. Beh… dengan membaca bismillah, saya coba mengeluarkan
suara lantang saya yang kurang lepas sih sebenarnya. Hehehe.. setidaknya
panitia dan anggota kelompok saya bisa mendengarkan suara saya.
Setelah
aba-aba Persiapan, saya pun mengucapkan “Maju Jalan” dan kelompok
kami berangkat. Kiri-kiri-kiri, dan seperti itulah aba-aba dari wakil mbak
Ainun setelah melaju keluar dari garis start.
Tidak jauh
dari Balai Desa Karangduren, sepatu saya talinya lepas. Itu sudah parah, gaes.
Kalau diteruskan bisa keserimpet itu, batin saya. Akhirnya saya melepaskan diri
ke luar barisan, sedangkan posisi saya otomatis digantikan oleh wakil ketua
Mbak Ainun.
Sepanjang
perjalanan, kelompok kami berhenti sebanyak tiga kali. Namun sesuai aba-aba
bais berbaris kok. Kendala kami berhenti karena kebanyakan tali sepatu lepas.
Padahal sudah ditali pati. Atau dieratkan banget supaya tidak lepas. Ada juga
yang selempang kami lepas. Meski tidak berisik, kami mencoba untuk
seprofesional mungkin dalam gerak jalan. Lambaian tangan kami pun menurut saya
cukup bagus. Tak jarang, ada segelintir orang yang memberi apresiasi kepada
grup kami.
Tapi ya itu,
ketika saya menjadi wakil ketua, dua orang di sebelah saya mengeluh dengan
kecepatan saya berjalan. Duh… maafkeun, meski selisih sedikit lah jalannya,
namun saya berusaha menyeimbangkan dengan gerak kaki dua mbak-mbak di samping
saya. Hehehe…
Alhamdulillah…
ketika jam 16.00 kurang, kelompok kami bisa sampai di garis finish.
Masih tetap dengan formasi 3-2-2-3 dengan mbak Ainun sebagai ketua, dan saya
menjadi wakilnya, kami pun membubarkan diri sesuai aba-aba. “Akhirnya, selesai
juga perlombaan gerak jalannya” batin saya.
***
Pagi-pagi
benar ketika di pasar, saya bertemu dengan Mbak Dah — istri dari Bapak RT —
memberitahukan saya kabar, bahwasanya kelompok gerak jalan kami tidak bisa
menjadi juara. Sebenarnya kami masuk dalam kelompok yang akan mendapatkan poin
besar. Tapi, ketentuan untuk formasinya tidak sesuai dengan persyaratannya. Eng
ing eng…
Memang benar,
kami tidak mengetahui persyaratan pastinya jika kelompok gerak jalan harus
denga formasi 4-3-3-4. Meski di awal acara sudah ada perangkat desa yang
mengawali gerak jalan dengan formasi tersebut, tak pernah terbayangkan di
pikiran kami, termasuk saya, jika salah satu persyaratannya harus kelompok
dengan formasi 4-3-3-4. Dengan membeli terung, saya sedikit gimana gitu… ada
rasa kecewa dan kesal. Yang tak kalah kesal lagi, saya dan mbak Ainun yang
menjadi tokoh utama kegagalan tersebut. What?
“Jangan dibuat
pusing, tak perlu dipikirkan terlalu larut. Tambah kurus ntar” ujar kakak
perempuan saya ketika menceritakan berita dari mbak Dah.
Iya juga sih,
saya memang gampang mikirin sesuatu yang semacam itu. Jadinya sampai sekarang
tetap aja kurusan. Duh… wkwkwkwkwk.
***
Dari kejadian
di atas, saya pun mencoba mengambil kesimpulan, jika segala sesuatu. Apalagi
dalam sebuah perlombaan. Perlu sekali dan mengetahui sekaligus mematuhi
persayaratan yang diberlakukan. Hehehe… sehingga tidak akan terjadi
kesalahpahaman atau rasa kecewa yang mendalam.
Tapi, dalam
rangka memperingati HUT RI ke-17, saya
hanya berucap syukur masih bisa memeriahkan acara yang diadakan di desa.
Menang kalah itu biasa. Yang pasti kekompakan antara sesama kelompok
tetap terjaga. Dan jiwa nasionalisme tetap tumbuh untuk Negara tercinta.
So, sebelum
kalian kecewa dengan perlombaan apapun yang kalian ikuti. Jangan lupa dibaca
dan teliti syarat-syarat dan ketentuan dari pihak penyelenggara ya gaes. Kan
sayang, jika perform kalian bagus, tapi ada syatun yang belum terpenuhi.
Dirgahayu RI
ke-71
Merdeka!!!
Agak kesel y mba ketika tidak teliti membaca aturan lomba pdahal uda niat banget ikut lomba :) belom rezeki mba xixixi
BalasHapusikut berpartisipasi dlm acara agustusan aja udh keren bgd loh mbk, drpd aku cm jd penonton doang...
BalasHapustahun depn dicoba lg mbk, insyaAllah brhasil, merdeka :)
Baru tau kalau gerak jalan ada formasi juga, gue pikir tadi mau main bola hahaa
BalasHapuswaah kalah menang mah biasa yaa yg penting hadiahnya #eh
BalasHapusyang penting partsiipasinya yaa
Semangat mbak...masih ada lomba-lomba yang lainnya ;)
BalasHapusMeski tidak dapat juara, tapi dapat pelajaran kan, Mbak. :D Sampai bisa bikim posting segala. ^_^
BalasHapusYang penting sudah berpartisipasi memeriahkan kemerdekaan ri mbak. Menang kalah itu biasa kok :)
BalasHapusiya setuju. Penting banget untuk patuh dengan syarat dan ketentuan. Beberapa kali kejadian, yang kalah bukan karena jelek. Tapi didiskualifikasi karena tidak sesuai syarat
BalasHapusyap menang kalah itu biasa, tahun depan ikuti lagi :))
BalasHapus