Bismillahirrohmaanirrohim…
Lagi booming
sekaligus viral banget ya tentang berita nikah muda, pelaku kekerasan
murid dan orangtua terhadap guru, dan mengenai wacana fullday school
oleh bapak menteri kita yang baru-baru ini. Hehee… tapi, sejauuh ini aku sangat
tertarik untuk menuangkan pendapat tentang nikah muda.
Entah kenapa
kalau denger kata nikah muda itu
bayangannya indaaahhh banget. *ceileh… ini mah pemikiran si LDR yang udah
kepala dua, wkwkwk. Pas kemarin waktu baca postingan dari Mami Ubi tentang :
Pernikahan Remaja Yay Or Nay, aku cukup penasaran dengan sosok yang
disebut sebagai Alvin dan Larissa Chou. Emang maksudnya bagaimana sih, begitu
pikirku. Langsungku googling dengan berita terkait. Begitu menemukan
website teratas, aku pun membuka link dan membacanya, jadilah tahu dah keduanya
siapa dan siapa. Hehhe…
Semoga mereka,
Alvin dan Larissa menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah,
Amin…
Kamu
nggak baper, Ma?
Ada sih, rasa
baper juga. Melihat seorang pemuda tampan meminang gadis cantik keturunan yang
baru saja menjadi muaallaf, meskii… umur mereka masih dibawah umur, dan di
bawahku juga. Iyes… nggak terlalu jauh sih, aku masih 21, wkwkwkwk. Tapi,
yang membuat aku salut dibalik pernikahan dini antara mereka, adalah Larissa
yang mana bisa mengajak keluarga 3 keturunan untuk mejadi muallaf juga. Itu subhanallah
banget…
Tapi, kalau
disinggung masalah baper dengan pernikahan mereka. Dan untuk cepat-cepat
mengikuti jejak mereka, sepertinya aku kudu nata ulang lagi, deh niatnya. Bener-bener
kudu dipikirkan dua kali dan mungkin lebih sih.
Oh iya,
sebelumnya aku mau kasih tau, kalau tulisan ini hanya sekelumit pendapat aku
tentang nikah muda. Dan aku juga menggandeng salah satu teman yang
umurnya juga di bawahku, hehehe… tapi nggak banyak kok selisihnya. Namanya
adalah Fika Aj yang memiliki blog
di univika.tk
Aku kira, dengan
mengajak Fika Aj, kita bisa sharing tentang pernikahan muda yang
saat ini viral, dan mungkin juga udah bisa ditemui di daerah-daerah pedesaan. Seperti
di derah tempat tinggalku. Terus lagi, selisih umur yang nggak terlalu jauh
memungkinkan kami, yang mungkin punya cita-cita untuk nikah muda dengan sebuah alasan
tertentu. Bisa juga di share di postingan duet ini.
Nah, saatnya
aku mau nuangin pendapatku tentang nikah muda yes…
Nikah
muda?
Nikah muda
menurutku sih baik-baik aja ya, selagi sudah memenuhi syarat-syarat dalam agama
untuk menunaikannya. Tapi kalau seumpama harus menikah di usia muda-muda banget,
entah mengapa aku cukup menyayangkan aja. Di usia belasan yang seharusnya bisa
dimanfaatkan untuk menambah ilmu pendidikan, melakukan hal-hal positif lainnya,
harus dilalui dengan melayani seseorang yang mungkin juga seumuran yang telah menjadi
pasangannya.
Tapi kebanyakan
realita teman dan saudara yang menikah muda, di umur belasan, mereka masih
mendapat pantauan dari orangtua. Belum diijinkan untuk keluar rumah, maksudnya,
masih stay bersama orangtua. Bahkan aku juga cukup prihatin sewaktu
bulan lalu aku membuat sebuah undangan yang mana kedua mempelainya masih di
umur-umur yang produktif, baru lulus SMP dan satunya masih duduk di bangku SMA.
Tapi orangtua mereka adalah keluarga yang mampu. Daripada ngalor ngidul
melakukan hal-hal yang tak diinginkan, mereka pun menikah.
Hal itu cukup
baper juga sih. Duh… aku udah dilewatin sama anak muda… weh… hahahaaa…
Menikah itu
bukan [hanya] persoalan menghindari zina semata. Ada juga hal-hal lain yang
perlu dipertimbangkan. Bayanganku dulu pas masih nyar-nyaran menjalin relationship,
juga mikirnya gitu, kalau udah klop, orangtua mendukung, kenapa kita nggak lanjut ke jenjang berikutnya. Tapi masalahnya,
dengan menikah kita telah memasuki jenjang kehidupan baru yang intinya bukan
sekedar main-main aja. Emang nikah cukup hanya sebatas kata cinta tanpa
bermodalkan sesuatu hal realistis untuk kehidupan selanjutnya? “Kamu mau
kalau udah nikah kukasih makan rumput, batu?” Itu kata si Mamas yang kalau
aku udah nyinggung nikah. Padahal aku dulu masih jadi karyawan baru di tempatku
bekerja saat ini.
Nah, kalau di
tempat tinggalku anak-anak yang seumuran di lingkungan rumah, jarang ada yang stay.
Mereka yang cewek kebanyakan masih kuliah di kota, di luar kota, dan bekerja di
luar daerah, jarang pulang ke rumah pokoknya. Sedangkan aku sering banget dapat
tawaran dari bapak-bapak meski tanpa lewat aku langsung yang intinya untuk
mempersunting aku dengan calon yang mereka siapkan. Tapi apa yang kusampaikan
ke Mae? Aku belum siap, mak. Itu versi aku. Kalau kamu?
Aku sempat
berpikiran kalau saja aku bisa keluar dari desa, aku bakalan terhindar dari
pertanyaan orang-orang sekitar rumah terkait menikah. Tapi sejauh ini aku enjoy
aja. Kalau orang rumah atau orang sekitaran menyuruh untuk segera menikah,
karena sudah cukup umur, aku cuekin. Iya, akan ada saatnya nanti aku akan
nikah, tapi nggak untuk saat ini. Kalau aku menikah dan ada sesuatu hal yang
baik, apa mereka mau menanggung?
Makanya, menikah
menurutku bukan persoalan cinta-cintaan, menghindari hal-hal zina, tapi juga
memikirkan hal-hal realitis lainnya. Seperti: nanti setelah menikah aku kerja
di mana? Mau tinggal di rumah salah satu pasangan, atau mengkontrak, atau
ngekos, de.el.el. intinya perlu mapan semuanya serta siap lahir dan batin, itu
dah.
Emang mau,
anaknya orang hanya dikasih makan “Cinta”. Kan gak wareg toh. Terus lagi
kalau udah punya anak, udah siapkah mental, dan segala tetek bengeknya. Selain itu,
mendidik anak dan merawatnya itu bukan perkara yang gampang. Apalagi anak-anak
di jaman sekarang sangat melek teknologi. Duh… belum menikah pun sok-sokan
bicara ginian, hehehe…
Kalau
udah nikah, pasti ada aja rezeki yang tak terkira.
Tapi,
kalau kita tak menjemputnya, atau berusaha nyari, memangnya Tuhan mau
memberikan langsung tanpa effort sama sekali.
Masih ada alternative
kok, untuk yang ingin menikah tapi belum bisa ditunaikan, dalam agama islam
dijelaskan untuk berpuasa bagi orang yang belum mampu untuk menikah.
Menikah
itu pilihan. Apalagi nikah muda. Meski sekarang
udah punya pasangan tapi belum dikhitbah, dilamar, atau segera nikah, atau
malah yang sedang jomblo, jangan sedih-sedih amat. Gunain waktu sebelum bersatu
dengan pasangan halal nantinya untuk hal-hal yang baik. Maupun mempersiapkan diri untuk dekat
dengan-Nya.
So… menikah
itu adalah investasi masa depan yang perlu disiapkan dengan baik, karena butuh
tanggung jawab besar dalam mengembannya.
Ini hanya
sekadar sharing unek-unek ringan ya gaes… kalau mungkin teman-teman mau
nambahin lagi ceritanya, monggo…
Terima kasih
sudah berkunjung ya…
haha. ini angkatan usia kita emng mbak, bnyaknya pertanyaan ttg nagih kapan nikah? kpan nyusul? :D wkwk
BalasHapuskmren aku jg baper nih gegara foto alvin dan larissa mbak, tpi skrg udh pulih kok..
Kudu byk persiapan, yes. Jgn ikut2 gaya sok nikah muda tp ditanya tanggung jawab nggak ngerti
BalasHapusKudu byk persiapan, yes. Jgn ikut2 gaya sok nikah muda tp ditanya tanggung jawab nggak ngerti
BalasHapusNah..nah..nemu yg senasib *ehh...
BalasHapusbapernya
bener bgt tuh, pernikahan juga harus mempertimbangkan tanggung jawab besar setelahnya. Kebanyakan org sekitar nikah muda berakhirnya agak memprihatinkan. Karena ya itu..pondasinya kurang kokoh
sejak dulu banyak banget di lingkunganku yang nikah muda, tapi entah mengapa saya tidak tertarik untuk ikut-ikutan, hehe :D
BalasHapussepakat sama kalimat Mba Rohma di bawah ini
"So… menikah itu adalah investasi masa depan yang perlu disiapkan dengan baik, karena butuh tanggung jawab besar dalam mengembannya."
So, bagi yang belum nikah terlebih yang usianya masih muda belia, pikirkanlah dengan matang sebelum mengambil keputusan menikah :)
Eciiieee, jadi baper nih ceritanya?? Ihg Rohma, koq gak bilang langsung aja ke Mae klo Rohma kan udh punya Mamas dan lagi jalanin LDR, ihiiy. Gak usah bilang belum siap. Lah gimana coba klo tiba2 Mamas ngasih surprise ke Rohma buat ngelamar besok, hayooo?? :D
BalasHapusayo semangat,bismillah,niat yang kuat dan yakin bahwa rezeki Allah yang tentukan. Mau nikah muda, nikah sesuai umur, nikah tua tetap namanya hidup ini penuh perjuangan ,:)
BalasHapusFix enak banget tulisannya dibaca. Keliatan nek nulis dr hati pasti keren jadinya 😍
BalasHapussayangnya berita terbaru ttg pasangan muda yg bikin baper di tulisan ini justru bukan berita positif ya.. tapi mau nikah muda ataupun lebih dewasa, persiapan fisik, mental dan sosial itu samasekali tak boleh diabaikan..setidaknya begitu menurutku..
BalasHapusIya kadang suka bahagia lihat keuwuan orang nikah muda. Tapi kesiapan orang beda-beda hihi. Tidak bisa dipukul rata.
BalasHapusNamun sayangnya, pernikahan Alvin dan Larissa Chou kandas di bulan Mei 2021. Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk bercerai. Sedih sekali mendengarnya.
BalasHapusMenikah muda, saat ini banyak sekali digencarkan oelh beberapa pihak, dengan alasan untuk mencegah terjadinya zina lah, mencari pahala lah, menghindari maksiat dan menghindari dari dosa karena pacaran blablabla
BalasHapusApalagi dengan gencarnya sosialisasi indonesia tanpa pacaran, yang memfokuskan pada kalangan anak muda tanggung, semacam usia sehabis sma, usia 18-20an.
Menikah tidak menikah itu tentu saja pilihan masing-masing dari tiap individu. Dan tiap orang bebas memilih, namun dalam urusan menikah itu harus dipertimbangkan berbagai macam, seperti pertimbangan ekonomi, emosional, pola pikir, kesehatan. Jangan berlindung pada alasan mencegah zina blablabla hingga kemudian mengagungkan menikah muda. Padahal kenyataannya, tidak sedikit kasus yang menciptakan perceraian di kalangan yang menikah muda. Salah satunya adalah pasangan Alvin dan Larissa Chou yang dulu menikah muda, namun di bulan mei 2021, mereka memutuskan untuk bercerai.
Menikah muda harus dipikirkan matang-matang, dan tidak asal diterapkan tanpa pertimbangan yang matang, karena jika dilaksanakan secara asal, hal ini bisa menciptakan hal-hal yang tidak berkenan di hari-hari pernikahan selanjutnya.
Ya jika usia 19 tahun, lulus SMA sudah memiliki usaha sendiri, sudah memiliki penghasilan tetap, sudah memiliki kematangan emosional dan pikiran dewasa tentu bisa jadi pertimbangan untuk melakukan menikah muda. Namun, apakah pasangannya sudah memiliki hal yang sama dengan dirinya? tentu akan menarik untuk dibahas lebih lanjut.'
Belum lagi, perihal pendidikan seputar mengasuh anak, Kan banyak sudah kasus di masyarakat yang terjadi, ketika banyak anak di bawah umur yang dipaksa untuk menikah gegara "Kecelakaan" dan hamil serta melahirkan anak di usia yg relatif muda, tentu hal ini akan berpengaruh besar pada kondisi fisik dan psikis ibu muda tadi.
Wah jadi panjang begini komentar saya.
Penutup, untuk urusan pernikahan memang tidak bisa dilakukan dengan asal, harus ada pertimbangan matang sebelum melakukannya, dan juga tidak terbawa-bawa tren menikah muda.
Saya dulu pernah punya keinginan untuk menikah di usia 25 tahun, eh jodohnya belum datang juga. Semenjak itu saya tidak pernah menargetkan perihal akan menikah di usia berapa. Saya percaya Allah akan memberikan jodoh terbaik di momen yang tepat.
BalasHapusMemanglah baper tulisannya ya, tapi menimbulkan pemikiran bagus soal nikah muda. Menurut Saya nikah itu kalau siap, dan negara sudah mengatur soal batas umurnya. Saya kurang setuju kalau nikah muda hanya untuk menghindari zina, masih banyak perkara lain yang harus diperhatikan selain masalah seksual. Harus siap jiwa raga, ekonomi dan yang pasti niat baik beribadah
BalasHapusPerkara yang lagi rame banget, ya. Tapi apapun keputusannya, disini dari pihak Larisa sama Alvin udah keren banget. Gadak ribut huru hara sana sini kaya seleb lain. Tapi ya namanya nikaj muda, asli pernah bikin Vina baper. Tapi balik lagi sama diri sendiri, udah siap belum secara lahir dan bathin, apalagi dari segi financial dan cara berfikir. Duh banyak banget pertimbangannya ya :"
BalasHapusIdealnya memang menikah sudah punya ilmu. Meski ilmu yang baik harus disertai amal.
BalasHapusTapi ketika sudah nyemplung, mampu memahami makna pernikahan itu sendiri.
Memang gak sungguh gak mudah menikah di usia muda. Pasti banyak ujian dan godaan yang menghadang dan setan gak akan berhenti menggoda hingga pasangan itu benar-benar "putus".
Kalau aku yang aku takutkan dengan nikah muda bukan masalah rezekinya atau apalah. Tapi mentalku apakah benar siap. Ilmunya apakah benar cukup. Tapi kenyataannya menjalani hidup berkeluarga merupakan jalan untuk terus belajar tanpa henti ya
BalasHapusaku termasuk tim yang nggak setuju nikah muda
BalasHapusbagiku menghindari zina , bagiku nikah itu bukan sekadar seks
makanya nikah muda itu banyak mudhorotnya, Mental nya belum kuat hadapi berbagai cobaan