Assalamu’alaikum teman-teman...
Bagaimanakah kabarnya? Semoga
sehat selalu ya... dan semoga lancar dalam berpuasanya hingga tiba waktu
berbuka nanti. Amin...
Kemarin, tepatnya pada tanggal 17
Juni 2016 sebelum adzan sholat isya’, saya ingin menyalakan lampu kamar yang
jarang sekali saya nyalakan. Karena terbiasa tidur dengan lampu mati. Kebetulan
lampu di kamar itu adalah lampu putar. Jadi, setiap kali ingin lampunya hidup,
perlu diputar terlebih dahulu bohlam lampunya barulah bisa nyala.
Ketika memasuki kamar, tidak ada
rasa cemas atau khawatir yang menyerang. Enjoy aja seperti biasanya saya
menyalakan lampu tersebut. Nggak taunya di situ telah bertengger seekor lebah
yang entah sibuk ngapain. Saya tak sempat melihat posisinya.
Seperti sebuah tusukan jarum
suntik yang tiba-tiba nyetrum di jempol tangan saya sebelah kiri. Begitu
kemudian langsung ada darah segar yang sedikit menyembul dari celah kulit di
bawah kuku. Dan rasanya itu, bener-bener nano-nano. Ternyata lebah tadi telah
meninggalkan sengatan di jempol saya. Puftt...
Refleks saya berlari menuju rumah
kakak sembari menahan jempol yang sudah berwarna merah itu dengan tangan
sebelah kanan. Saya pikir kakak punya penawar racun atau nggak minyak tawon
untuk dioleskan di atas luka gigitan lebah tadi. Eh, nggak taunya minyaknya
telah habis.
Jadi, saya hanya mengoleskan
dengan minyak salep yang ada di kotak P3K kakak. Setelah itu, saya mendiamkan
rasa sakit akibat serangan lebah tadi hanya beberapa menit, kemudian saya
mengambil air wudhu’ untuk melaksanakan sholat isya’ di langgar sekaligus
tarawih.
Seperti pengalaman-pengalaman
sebelumnya, saya menggunakan tasbih yang berbahan dari kayu, nggak tahu asal
muasal dari mana tasbih tersebut. Saya langsung melilitkan tasbih tadi di
antara jempol dan tangan kiri saya. Tujuannya sih, biar kulit yang lebam akibat
sengatan lebah tadi tidak mengembang terlalu besar. Sakit? Lumayan, tapi
alhamdulillah sengatannya hanya di jempol tanggan. Coba aja kalau terulang lagi
menyengat wajah saya. Bisa-bisa seminggu full, istirahat di rumah.
Jari Sebelah Kiri lebih gemukan di hari kedua |
Jadi, sambil sholat jama’ah, saya
tetap menahan rasa sakit yang ada di jempol. Rasanya cenut-cenut, kemudian
jempolnya saya mulai kaku dan mengeras jika disentuh, setelah selesai sholat
isya’ barulah lebamnya keliatan cukup besar. Saya pun tetap getol melilitkan
tasbih tadi dengan berbagai model dan gaya, supaya cepat kempes lebamnya.
Alhamdulillah lebam karena
sengatan lebah kemarin hanya memakan waktu dua hari saja. Tapi rasa ngilunya
tetap ada hingga saat ini. Meski begitu, alhamdulillah karena lebamnya juga
mulai hilang, berganti dengan kulit saya yang asli sebelum terkena sengatan
lebah. Lebih kurusan. Wkwkwkwkwk.
Sebenarnya, apakah saya mungkin
terkena kutukan sang lebah ya?
Pasalnya, sudah empat kali,
sekali lagi, 4 X saya sudah merasakan bagaimana disengat lebah. Dan kesemuanya
lebah-lebah yang tak pernah saya ganggu atau usik hidupnya. Eh kenapa mereka
suka jahil sama saya. Uh... dasar sii lebah.
Dimulai ketika duduk bangku kelas
6 SD, saya yang waktu itu entah lagi melakukan apa, ketika bangun tidur, pipi
saya sudah lebam. Bisa dipastikan itu akibat serangan lebah. Pasalnya rasa
nyeri di otot-otot kulih wajah terasa. Dan benar-benar nyiksa, sakit banget.
Kemudian, ketika saya duduk di
bangku Mts. Pernah sekali juga diserang tawon atau lebah, saya lupa lebih
tepatnya karena apa, yang pasti saya tak pernah mengganggu atau merusak
sarangnya.Kejadia.
Dan beberapa tahun kemarin,
ketika saya sedang asyik tiduran di rumah kakak, bangun-bangunnya otot kulit
wajah saya serta hidung saya sakit banget. Nyeri sekali untuk digerakkan.
Setelah saya liat di cermin, loh ternyata wajah saya sedikit mengembang.
Kejadian terkena sengatan lebah yang kali itu lumayan membuat saya sipit. Untuk
melihat saja susah. Ya allah... hampir seminggu saya di rumah untuk pemulihan
wajah lebam itu. Entah ini kutukan dari lebah atau bagaimana. Atau mungkin
lebah-lebah itu nge-fans sama saya. Kok mau juga
di fans sama sii lebah.
Yang pasti saya cukup kaget saja.
Mengapa di tiap periode saya mendapatkan sengatan lebah. Issh... sampai saat ini saya pun tak tahu maksudnya
apa. Hiks...
Tapi mungkin sejauh ini saya bisa
ambil kesimpulan sendiri, supaya lebih berhati-hati lagi untuk tidak mendekati
lebah. Supaya tidak menjadi incaran tahun-tahunannya lebah. Mungkin juga
lebah-lebah itu punya insting, karena saya pernah mengusirnya karena tiba-tiba
berkeliaran di kamar saya. Dan mencari waktu yang tepat untuk membalaskan
dendam kepada saya. Ya Allah...
Semoga tahun-tahun depan yang
akan datang, para lebah-lebah itu tak menyuntikkan sengatannya di tubuh saya.
Amin... Karena, efek dari sengatan lebah itu cukup berbahaya teman. Apalagi
kalau lebamnya sudah keterlaluan. Semoga teman-teman semua bisa terhindar dari
sengatan lebah, Amin...
Semoga sedikit curahaan hati saya
setelah terkena segatan lebah ini bisa membuat hari-hari teman di awal pekan
tambah semangat melakukan aktifitas. Semangat puasanya juga yaa...
Wassalamu’alaikum....
Jangan lupa tinggalkan komentar
kalian ya, temans
Persis dengan kejadian saya. Sama, pas mau menyalakan lampu, ternyata ada hewan penyengat yang menyengat kuat tangan saya. Bedanya, bukan lebah biasa, tapi tawon yang besar itu. Orang Jawa menyebutnya Tawon Ndas. :)
BalasHapuswaalaah, bukan nakut2in katanya bahaya itu klo disengat lebah.. tp syukurlah klo udah baikan yah. Moga gak ditaksir ma lebah lagi yaahh. harus slalu siap minyak tawon tuh say ;)
BalasHapusabis mbanya manis sih jadi diantup tawon deh. jangan-jangan itu tawon lanang mba? hihihihi
BalasHapusmimpi apa itu lebah
BalasHapusbisa nyium tangan kamu
asiiikkk
http://ekienglandmuse.blogspot.co.id/
mengagumkan, mahkluk yang satu ini
BalasHapus