Namamu begitu indah untuk diingat dan aku sudah tak
asing lagi dengan namamu itu. Bahkan aku sudah sangat hafal dengan gaya dan sikapmu
ketika berhadapan dengan makhluk lain jenis denganmu. Sebut saja Toni, dia
adalah salah satu makhluk yang sering kau dekati. Bisa dikatakan sepenuhnya kamu
memberikan cinta dan kasih sayangmu kepadanya. Tapi nihil, kamu hanya
menganggapnya sebatas teman saja.
Aku sering bergeming memperhatikanmu dari atas balkon
kelas kita, ketika kamu berada di tangga bawah. Kamu bagitu menarik memang,
jika berada di antara sekawanan teman-teman perempuanmu. Kamu tampak begitu
elok nan dipandang. Tak ada rasa sombong sama sekali jika berteman denganmu. Bahkan
kamu juga tak acuh jika harus bercengkrama dengan temanmu yang berada standar
di bawah rata-ratamu. Kamu tak peduli dia berharta banyak, sedang, atau tak
punya apapun. Mereka tetap berarti untukmu.
Mungkin hal itu juga lah banyak lelaki yang
mengagumimu, Hingga Toni yang sering kamu ajak curhat dan menjadi temanmu
setiap hari ketika pulang dan pergi sekolah menaruh hati padamu. Duh… aku juga
ingin menjadi figur yang begitu spesial di dekatmu. Tapi, kapankah itu, aku pun
juga tak tahu.
Sampai-sampai, ada berita burung yang kiranya datang dari
sahabat perempuanmu di kelas kita. Mereka mengatakan jika kamu mengagumi sosok
misterius di kelas kita itu. Rena, mengungkapkan jika kamu sudah lama mengincar
lelaki itu sejak kamu baru pertama kali masuk di kelas kita. Iya, saat kamu baru
pindah kesini.
Aku menilik satu persatu anak laki-laki yang mungkin
dekat dengan prediksiku yaitu “misterius”. Mulai dari Edo, yang punya hobi tidur
di bangku belakang ketika pelajaran bahasa Jawa Pak Joko. Bayu, yang punya
tubuh atletis, tapi dia suka menghabiskan waktu luangnya di perpustakaan. Atau jangan-jangan
ketua kelas kita, yang diam-diam memiliki hobi menonton anime mesum di koleksi
ponselnya menurut teman sebangkunya, tapi dia memiliki tingkat inteligensi yang
tinggi di kelas. Ahh… aku sibuk memikirkan siapakah sosok misterius yang kamu
maksud itu.
Hingga hari itu, tanpa sengaja tiba. Ketika aku
berpapasan denganmu di pintu masuk perpustakan. Tatapanmu sangat teduh sekali
di mataku. Senyuman itu sangat manis sekali, dan begitu indah terlontar dari
bibirmu yang mungil nan tipis.
Aduhai, betapa cantiknya dirimu, Gadis. Pantas saja
lelaki mana yang tak suka bersanding denganmu. Aku pun mengakui jika aku
introvert, namun memiliki rasa yang lebih dalam untukmu, Gadis. Akankah kamu
tahu tentang rasaku ini?
Semoga, dengan membaca suratku ini, Kamu bisa
mengutarakan dan menunjukkan siapakah sosok “Laki-laki Misterius” yang kamu
maksud itu. Jujur, aku sangat mengagumimu, sedari pertama kali kamu
memperkenalkan diri di depan kelas kita. Aku tunggu balasan surat darimu,
Gadis.
Aku yakin, aku takkan berhianat jika kamu berkenan
memberitahu, siapakah sosok misterius itu. Aku tunggu balasan surat darimu
sebelum lepas pisah sekolah tiba.
I LOVE YOU, Gadis.
Your Secret Admirer
Semoga dia tahu ^°
BalasHapus