O Ka Ka O Dan
O.. Ka ka o…
perang karo Jepang.
Jepang mati ketepang
Mas Bambang bojone Endang
Endang ndue adek,
Dilinggohne dingklek
Tibo jungker walek
Udele cucok pitek
Pitek-pitek blorok
Neng pasar tuku Lombok
Lombok-lombok abang
Neng pasar tuku wedang
Wedang-wedang bubuk
Neng pasar tuku cepok
Cepok adahe neker
……………………………………….
Penggalan nyanyian di atas adalah salahsatu lagu favorit saya
sewaktu masa kecil dulu. Lumayan panjang juga ya, heheh. Tapi itu tinggal 1
bait saja lho, tetapi bait terakhir sepertinya kurang pas jika saya tulis,
hehehe…
Sebenarnya ada banyak lagu yang sering saya nyanyikan bersama
teman-teman ketika melakukan permainan, tapi hanya itu O Kaka O saja yang saya
ingat keseluruhan liriknya. Seperti lagu ampar-ampar pisang versi bahasa jawa,
dan masih banyak lagi. Kemarin juga sempat tanya ke keponakan saya, eh dia
malah bilang “Aku lali, te. Gak tau dulinan ngunu kui maneh”. (Aku
lupa, te. Aku nggak pernah mainan seperti itu lagi). Lah, padahal dia masih
kelas 3 SD, tapi sebelumnya saya sering menemukan Bila menyanyikan lagu
ampar-ampar pisang sambil bermain dengan teman-temannya. Tetapi ternyata dia
juga lupa, hehehe.
Kembali ke topik utama ya gaes…
Permainan Masa Kecil – Bicara tentang mainan masa kecil pada zaman
saya, Era 90-an sangat beraneka ragam dan bermacam-macam serta bervariasi model
permainannya. Ada lompat tali, petak umpet, pasaran, baju-bajuan, gedrek,
sodor, pituan, wayangan, mainan bekel, kempyeng, omah-omahan, dan masih
banyak lagi jenisnya.
Ada permainan yang menguji tentang ketangkasan pemain seperti
pituan (batu kecil-kecil berjumlah tujuh), mainan bekel (bola bekel dan 4 kayu
berbentuk balok kecil-kecil) , kempyeng (tutup botol yang terbuat dari seng,
lalu dipukul memakai palu sehingga berbentuk pipih), atau main gedrek.
Ada pula permainan yang menuntut kekreatifitas, seperti mainan
baju-bajuan, karena dituntut untuk menyerasikan pakaian ataupun asesoris yang
dipakai untuk orang-orangan. Kadang, saya dan teman-teman juga membuat
kursi-kursian atau benda-benda lainnya sebagai bahan pelengkap mainan
baju-bajuan. Bisa menggunakan kertas, atau tumbuh-tumbuhan yang ada untuk
digunakan sebagai sapu.
Setelah semuanya lengkap, barulah saya dan teman-teman main itu
baju-bajuan sambil bicara ngalor ngidul layaknya orang-orangan tersebut hidup,
hehehe. Seru kan…
Ada juga permainan pasaran yang sering saya lakukan di outdoor,
seperti di halaman atau kebun belakang yang dekat sama rimbunan bamboo, atu
kadang juga di teras depan rumah. Sehingga setelah mainan itu, Emak saya protes
maksimal karena terasnya dipenuhi tanah dan air, hehehe.
Selama bermain pasa-pasaran itu, saya dan teman-teman juga dituntut
untuk kreatif dalam membuat benda apa saja untuk dipasarkan. Maupun segala
benda yang diperlukan untuk pasaran. Seperti membuat boneka dari pelepah
pisang, membuat telepon genggam atau
telepon rumah dari gedebog (pohon pisang), membuat minyal-minyakan yang
berasal dari daun bunga sepatu, serta membelinya menggunakan daun tumbuhan tetean
atau pagar yang biasa tumbuh di halaman belakang rumah. Hehehe…
Tapi, di antara permainan yang sering saya lakukan, saya lebih
tertarik untuk bermain bekel, pituan, dan gedrek. Karena permainan itu feminine
banget gaes. Biasanya kalau sudah main permainan itu semua, bisa dilakukan
di sekolah, maupun di rumah.
Cara permainan bekel itu, adalah dengan bola bekel serta kepingan
kayu yang sudah berbentuk persegi, kadang ada juga yang persegi panjang sih,
hehehe. Di mana di setiap bagian ada nama dan tandanya sendiri. Seperti LONG
ditandai dengan satu titik bulatan, RE ditandai dengan dua bulatan, LOS
ditandai dengan tiga bulatan, serta ES, empat bulatan.
Dari Long sampai Es, dilakukan dengan mengambil kepingan tersebut
menggunakan bekel diurut mulai satu sampai empat bangun. Jadi, ketika bekel
diayunkan ke atas sambil membawa kepingan 4 persegi, sembari bekel jatuh, 4
kayu tersebut di jatuhkan pula.
Lalu, diurutkan kepingan yang tulisannya sama dari bagian pertama
Long. Namun ketika dari 4 kepingan tersebut ada 2 bangun yang bertuliskan Es
atau Re, maka perlu dibalik hingga tulisan kepingan ke Long, sembari tetap
mengayunkan bekel. Setelah semuanya sama, barulah kepingan tersebut diambil
satu persatu, dan hal itu bersambung hingga diambil dua-dua, tiga, hingga
empat. Barulah memasuki bagian Re, dan seterusnya.
Lalu kemudian permainan yang tak kalah seru itu adalah gedrek.
Cara permainan ini dengan membuat rusuk
persegi atau bidang yang seperti di bawah ini modelnya.
Tapi saya sering memainkan permainan gedrek dengan model
rusuk seperti ini. Karena lebih mudah digunakan.
Cara permainan ini dengan cara melempar gaco yang berupa
serpihan keramik atau pecahan genteng, lalu dilayangkan di persegi dari bawah
hingga seterusnya.
Jadi, ketika keramik dilempar dibagian satu, maka kita melompat
langsung di bagian persegi dua dengan teknik permainan kaki diangkat satu, dan
seterusnya. Begitu selesai melewati persegi lainnya, ketika ingin kembali, gaco
tadi diambil, lalu keluar arena persegi. Begitupun seterusnya,
Masih ada satu lagi mainan yang sering saya lakuka ketika sampai di
sekolah pagi-pagi, sebelum masuk, saya teman-teman bermain pituan dengan
menggunakan batu kecil-kecil berjumlah tujuh. Dan cara permainan ini hampir
mirip dengan mainan bekel, namun dibutuhkan konsentrasi dan ketangkasan juga,
nih gaes. Hehehee
Sebenarnya, kalau disuruh menceritakan permainan masa kecil saya
banyak ragamnya, eh tapi tulisannya sudah mencapai delapan ratusan nih, hehehe.
Jadi di-skip dulu sebagian ya gaes. Tapi, memang keseluruhan saya
lebih suka tiga permainan di atas, yang banyak mengajarkan tentang konsentrasi,
fokus, dan diperlukan ketangkasan dalam permainannya. Lebih lagi ini ramah
lingkungan gaes, tidak banyak mengeluarkan banyak biaya. Namun untuk
permainan bekel, perlu beli bolanya yang harganya relative dari ukuran kecil
hingga besar, yang berharga 2.000, sampai 5.000 yang bola bekel ukuran besar. Cukup
ekonomis, dan menyenangkan, lho. hehehe
Oh iya, ketika saya mengajak saudara yang juga lahir di tahun 95.an
untuk bermain bekel lagi, eh dianya tambah tergelak. Karena miris, liat
anak-anak sekarang tidak lagi main-main bekel. Hehehehe. Kalau saya sih kalau
disuruh melakukan permainan bekel, pituan, atau gedrek, tetap mau saja.
Hehee
Jadi kangen sama permainan masa kecil saya nih, heheheh.
Mungkin di antara kalian ada yang mau ikut dengan saya bermain
bekel, pituan, atau gedrek? Hehehehe
Tulisan ini diikutkan
dalam Giveaway Permainan Masa
Kecil
yang
diselenggarakan oleh Mama Calvin dan
BundaSalfa”
di rumah masih ada nih bekel. hayuk main
BalasHapusHhheee ayukk mbak.e
Hapus:D
Eh suka main bekel juga, itu dulu aku sering menang kalau tanding,
BalasHapushehh nggak ada yang nanya ^^. Tapi bekel di sini nggak pakai kotak-kota gitu, biasanya pake kuwuk, yang biasa di ambil dari laut, ada yang disebut kuwuk ekrak, karena mirip ekrak, ada krimun dan kuwuk dom. Hhehh
Kalau gedrek di desaku biasanya disebut jeglong. Hhehh Suka main itu juga. Seru.
Sieeehhh masternya maen bekel berarti mbak Ratna ya hhheee
HapusWehhh aneka ragam namamya yo mbak.e
Apa itu kuwuk ya mbk. Istilahnya gitu hhhee
Behh suka mbk men jeglong2an itu hhhheee
Iya tergantung daerah mungkin.
HapusEntahlah sebutannya kuwuk aja gitu hehhh
Iya nih, jeglong itu seru apalagi biasanya punya gajo keramat, eh. suka disimpen dan besoknya dibuat main lagi hhhh
iya mbak. aku juga pernah denger temen-temen ngucapin kuwuk gitu mbk. hhhee
Hapusiya kebanyakan beda-beda daerah namanya pun juga beda mbk. hhhee
ahaaiii.. suka bnget ini mbk. gaco yang sering buat keberuntungan pasti disimpen. hhaaa
Kalau gedrek di tempatku disebut engklek. Seru permainan jaman dulu y
BalasHapusBehhhh seru pake banget mbk Mutia hhhheee
HapusBekel di tptku pake kuwuk, kerang di laut tu. Main loncat2 jg
BalasHapusOwhalahhh kuwuk itu kerang mbak? Heeehheee..
HapusLompat tali itu tha mkasudnya mbk jiahh? Hheee
Hehehe gedrek yaa kalau disini namanya Use loh mbak:-D
BalasHapusWah kangeen main baju bajuan gitu.. xixi
Masa kecil adalah masa yg sangat merdu untuk dinyanyikan
Sukses buat GAnya yaa^^
Widiihhhh dapet lagi namanya unik nih mbk.e
HapusHhheee iya mbk. Smpe dlu prnah byangin klo udah gede apa bakalan bisa maen baju2an lagi apa ga gitu :D
Trimakasih bnyak ya mbak.e.. ^_^
Pingin main ginian lagi, tapi ingat umur :D
BalasHapuskalau aku paling sering mainnya dengan model gunung. Makasih ya sudah beraprtisipas
BalasHapushhhee... iya bunda..
Hapuspernah tau juga yang model seperti itu, tapi lebih banyak dan seringnya bodel seperti rusuk-rusuknya kubus, hhhee
iya bunda-
senang sekali bisa berpartisipasi. hhee
Aku juga suka main gadrek itu.. sambil olahraga trus pulangnya bau asem karena keringet. ihihihihi xD
BalasHapushhhe... samaan berarti mbak.e hheee
Hapusxixiixi iya itu keenak.an mainan gedreknya, mbak. hhhee
gedrek aku suka. tapi di sini namanya sondah/engke. suka ngenes sendiri kalau potongan genteng/eternitnya melenceng keluar batas :D
BalasHapus