Friendship
To : Felice
Semoga sukses yach ….
Aku doakan yang terbaik buat kamu.
Wish U Luck, Fel
Aku kira tidak akan ada suatu hal yang
terjadi dengan pesanku tadi. Tapi malah sebaliknya. Felice salah persepsi,
hingga dia merasa kesal dengan pesanku tadi. Hingga ada pesan masuk darinya.
From
: Felice
Teman itu meski gak dikabari oleh teman2 lainnya yang
nyindir2 itu bukan teman namanya.
Maksud
pesannya tadi, dia mengira jika aku menyindir tentang keadaannya sekarang.
Padahal sekalipun tak pernah terbersit dalam benakku untuk berkata begitu. Tadi
aku hanya ingin Felice mendapatkan sesuatu yang terbaik yang pantas dia
dapatkan. Karena baru beberapa minggu yang lalu dia mendapat panggilan kerja di
salahsatu supermarket ternama di kota Surabaya. Aku pun mengetahuinya dari
jejaring sosial miliknya.
Aku
heran, mengapa dia tak menceritakan kabar baik itu kepadaku. Apakah dia sudah
lupa denganku. Apakah memang dia tak lagi menganggapku sebagai sahabatnya?.
Apakah dia cemburu dengan apa yang telah kudapatkan? Aku bingung dengan
sikapnya itu.
-0-
Memang
aku dan Felice sudah kenal lama sejak kelas X di SMA Fortuna. Tapi kami saling
dekat ketika kelas XII. Aku dan dia selalu berangkat dan pulang sekolah
bersamanya. Duduk sebangku dengannya, hangout bareng, yang pasti seluruh
kegiatan akhir sekolah itu aku dan Felice selalu bersama-sama. Meski jarang
terlihat berjauhan.
Tapi sesuatu hal terjadi. Setelah hari
kelulusan itu, tepatnya ketika semua harapan dan impian untuk melanjutkan
kuliah bagiku dan Felice tak terkabulkan. Lalu aku mencari kerja, dan diterima
di salah satu home industry terbesar di kotaku. Sikap Felice sedikit demi
sedikit berubah kepadaku. Dia tak lagi terbuka seperti yang dulu. Jarang ada
sms yang melayang, seakan-akan ada badai yang menerpa. Tapi aku sendiri bingung
dengan sikapnya tersebut.
Setelah
aku sibuk dengan aktifitas baruku, dia juga mulai mencari pekerjaan. Dan
akhirnya dia diterima di perusahaan simpan pinjam di kota ku. Sikapnya pun
mulai baik lagi kepadaku. Dia terlihat begitu ceria dan senang sekali tatkala
sms-an denganku. Tapi hal itu tak bertahan lama, karena masa kerjanya pun telah
habis. Sehingga dia mulai menjalani aktifitas seperti sedia kala. Dan sikap
Felice pun juga mulai berubah kembali, dia terlihat jauh dariku.
-0-
Waktu
demi waktu telah bergulir, hari demi hari , minggu demi minggu, dan bulan demi
bulan, aku mengalami fenomena yang membuat mulutku berbentuk huruf O. karena, 3
hari yang lalu tepatnya di bulan januari 20xx, Felice datang kepadaku. Dia
menanyakan bagaimana dengan keadaanku saat itu?, bagaimana dengan pekerjaanku,
karena 1 hari lagi dia akan masuk kerja di supermarket ternama di kota
Surabaya.
Oleh
sebab itu dia datang ke rumahku. Dia takut, ketika dia telah sibuk dengan
urusannya, dia takut tak dapat main ke rumah. Maka dari itu dia, dia sempatkan
datang ke rumah.
Tuhan,
terima kasih karena kau telah ciptakan felice dalam kehidupanku yang telah
banyak mengajariku berbagai hal. Meski kadang aku jarang dihiraukan, tak pernah
mau berbagi pendapat denganku, tapi aku yakin dia lakukan ini karena dia sayang
kepadaku. Begitu juga diriku.
-0-
Setelah
hari itu, dia pun memang benar-benar jauh dariku. Hingga keluargaku menanyakan
ada apa dengan Felice. Koq dia jarang main lagi bersama denganku. Padahal dulu,
ketika masih sekolah, lengketnya kaya’ lem. Tapi koq saat ini berubah 90o.
Aku hanya bisa menjelaskan jika sekarang dia sedang sibuk dengan pekerjaan
barunya.
Sekalipun
kau telah mengarungi kejamnya hidup ini, aku berharap jika kau takkan melupakan
segala kenangan yang telah kita ukir bersama, sebagai seorang sahabat. Aku
hanya bisa mendo’akan jalan yang terbaik untuk hidupmu kelak, wahai sahabatku,
Felice.
-0-
*Based on true story
Posting Komentar
Salam kenal, jangan lupa tinggalkan komentar kalian ya, supaya bisa berkunjung balik. Hhee. ^_^