Surabaya's Journey |
Bismillaahirrohmaanirrohim....
Alhamdulillah. Saya masih diberi kesempatan untuk
menuliskan kisah perjalanan singkat yang mendadak di blog tercinta ini, yang
terlihat sekali semak belukarnya di mana-mana. Sebelum di tempati makhluk tak
kasat mata, alangkah baiknya saya urus lebih intim lagi rumah maya ini.
Terlalu berdebu sekali rumahnya, untung sekali orangnya
nggak ikut lumutan, hehehe. Insyaallah. Nah, by the way, setelah bangun
dari nightmare yang sungguh menjemukan kemarin. Saya ingin membagikan
kisah bahagia saya dalam perjalanan sehari ke kota Surabaya. Pingin tahu
seperti apa kisah seru versi saya, check this out, ya...
Sabtu, 13 Januari 2018
Sekitar pukul 05.15 saya berangkat ke Jember diantar oleh
kakak ipar menuju Stasiun Kereta Api Jember Kota. Pagi-pagi sedikit buta,
karena matahari masih bergelung dengan awan, kami menembus jalanan pedesaan
yang cukup banyak warna hijaunya yang rindang di mata, udara dingin yang
menusuk, melewati serangkaian rumah-rumah perkotaan, merayapi jalanan kota
Jember dengan kecepatan yang sekejap kilat kalau nggak fokus bisa terkena
pemangsa jalanan raya. Karena selama perjalanan kami dihadang oleh serangkaian
mobil gede yang membawa banyak barang di truk mereka. Sehingga kami yang
dikejar waktu, merasa harus fokus, berhati-hati, tentu juga mencari celah untuk
melintasi kendaraan gede tersebut.
Sungguh sangat terasa, jam menunjukkan pukul 05.50, saya
sampai tepat di depan petugas pengecheck ktp. Para penumpang lainnya sudah standby
di dalam gerbong kereta. Mbak Detira, teman saya, yang juga double date
mbolang saya hari itu datang tidak lama setelah saya sampai disitu. Karena tiket
yang bawa doi, hehehe...
Alhamdulillah, puji Syukur ya rabb, kami tidak tertinggal
kereta api. Karena kami janjian 15 menit sebelum berangkat, kami harus sampai,
tapi ternyata, 10 menit menjelang kereta api berangkat. Kami masih
terengah-engah mengatur nafas untuk memasuki gerbong nomor 6.
Di pagi yang sendu, matahari masih malu-malu menampakkan
dirinya, kereta api Logawa membelah kota Jember, dan melintasi kota-kota
berikutnya, hingga tanpa terasa, kami sampai di Stasiun Wonokromo, Surabaya.
Wonokromo - Surabaya |
Sabtu, 13 Januari 2018
Akhirnya, saya bisa menginjakkan kaki untuk yang kedua
kalinya di kota Surabaya. Karena sebelumnya, saya hanya bisa menginjakkan kaki
untuk sebentar saja, baru kemudian kami berangkat kembali menuju ke Kota
Jember, tepat di bulan Juli 2017, setelah perjalanan ke Boyolali.
Dan kali kedua ini, saya tidak bermaksud untuk transit
kereta ya, tapi benar-benar ada keperluan khusus yang menggerakkan hati dan
pikiran saya untuk mengunjungi kota yang terkenal dengan atmosfir panasnya. Bener
nggak sih? Jawab di komen ya...
Nah, dari awal saya belum membeberkan jika kedatangan saya
ke Surabaya karena ada undangan pernikahan salahsatu teman relawan Kelas
Inspirasi yang serombel dengan saya di KI Bali, karena dari satu rombel, hanya
ada saya dan Kak Donny yang bisa ikut. Tapi sayangnya, saya nggak bisa ketemu
sama Kak Donny. Mbak Detira pun, juga diundang, karena mempelai laki-laki,
yakni Kak Jupri, pernah stay dan kenal baik dengan Mbak Detira lewat Kelas
inspirasi Jember #4.
Baca juga : Virmeet Kelas Inspirasi Bali #4
Baca juga : Briefing Kelas Inspirasi Bali Part 1
Baca juga : Briefing Kelas Inspirasi Bali Part 2
Next, Setelah turun dari kereta api, saya dan Mbak Detira
mencari warung makan yang dekat dengan stasiun Wonokromo, warungnya ini dekat
sekali dari jalan raya dan pintu keluar stasiun. Letaknya tepat di depan Pasar
Wonokromo. Di sana kami mengisi perut kami dengan makan bakso dengan harga yang
masih cukup ekonomis, 13K Bakso dengan Aqua ukuran tanggung 3K. Dua orang habis
32K, cukup terjangkau kan?. Namun sayang, rasanya kurang asin di lidah saya,
terus lagi nggak ada kecap asinnya.
Puas makan siang, kami langsung menuju basecamp
kosan Kak Dek Nit Not. By the way saya nggak tahu nama lengkapnya siapa,
Cuma dipanggilnya begitu. Mbak Detira dengan sigap langsung membuka ponsel
canggihnya, menghubungi supir Grab melalui aplikasi smartphonenya. Bim salabim
jadi apa, prok-prok-prok. Sekitar 10 menitan, Supir Gab dengan mobil Bluebird
datang menghampiri kami di seberang jalan, yang selanjutnya mengantarkan kami
membelah jalananan Kota Surabaya, melewati monumen utama, icon Kota Surabaya,
dan menembus kemacetan kota.
Sungguh katroknya saya melihat pemandangan kota
Surabaya, seperti orang utan yang turun ke kota, syukurlah nggak norak abis
aja, hehehe. Sampai akhirnya, bapak supir yang selama dalam perjalanan tersebut
bercerita banyak hal tentang aktiifitas profesi menyupirnya itu dengan Mbak
Detira, mengantarkan kami ke gerbang kos yang keliru di Daerah Dukuh Pakis. Ternyata
kosan Kak Dek Nit Not ada di samping No. 5, kosan yang kami hampiri setelah
turun dari mobil Bluebird tersebut. Tepat di sebelah kos tempat pertama kami
turun.
Di Kosan Kak Dek Nit Not, saya dan Mbak Detira juga
bertemu dengan Kak Rahma dari Malang yang nantinya akan berangkat bersama ke tempat acara
pernikahan Kak Jupri. kami istirahat sebentar untuk sekedar ngobrol ringan,
canda tawa, mandi, sholat, serta prepare berangkat ke Bungurasih,
sekitar jam 2 siang. Ternyata di luar kosan, sudah menunggu Kak Siswanto, yang
juga salahsatu relawan satu rombel dengan saya di KI Boyolali Tahun 2017 dan KI
Jember #5 2017.
Kami berangkat dengan menikmati kendaraan dari sopir Grab
yang enak dipandang, eeaaa... dan selama perjalanan kami disambut dengan derai
hujan, bukan derai air mata sang mantan loh ya, hehehee. Hingga sampai tepat di
depan rumah Kak Jupri pun, kondisinya hujan sedikit deras, cukup bikin tubuh
dingin aja lah ya, hehehee...
Alumni Kelas Inspirasi Jember berkumpul |
Sesampainya di panggungnya Kak Jupri dan Mbak Putri, pecah
gelegar, canda tawa dari kami sesuai khas dan lawak kami, selain itu, di sana
sudah menunggu Kak Ain, yang juga Alumni KI Jember #4. Sehingga tumpah ruah,
reuni KI Jember dalam satu tempat. Intinya, pecah dan bocor aja itu semua cerita
dan gelak tawa dari pengantin dan tim hore dan kami. Hehehehe...
Baca juga : Briefing Kelas Inspirasi Inspirasi Jember Part 1
Baca juga : Briefing Kelas Inspirasi Inspirasi Jember Part 2
Siomay, dan bakso, serta minuman es buah cukup mengganjal
perut yang sudah mulai menggema. Hingga tanpa terasa waktu menunjukkan pukul 3
sore lebih. Menandakan kami harus segera pulang. Perpisahan adalah sebuah awal
yang baru. Semoga di lain waktu bisa berjumpa kembali.
Berpulangnya dari acara tersebut, pertanda saya juga harus
pisah arah dengan Mbak Detira. Jadi rutenya, dari Kak Jupri – Balik ke Kosan
Kak Dek Nit Not, Sholat Ashar – Lanjut ke daerah Siwalan Tengah Bungurasih
dengan mengendarai Go Jek. Sedangkan Mbak Detira memutuskan untuk menikmati malam
Minggu bersama Kak Icha, Kak Siswanto, dan Kak Dek Nit Not. Huhu...
Nah, drama sewaktu diantar bang Go Jek, ternyata jalan
tempat saya diturunkan itu agak jauh dikit dari kosan Mun, ponakan saya. Ternyata
Jalan Siwalan Tengah itu sebelum perempatan jalan, untungnya saya nggak terlalu
jauh balik arah ke jalan Siwalan Tengah tempat Mun menunggu saya, hingga
akhirnya kita bisa berjumpa dan melepas rindu, ceilahhh.... maklum, Mun
sepantaran dengan saya, tapi dia harus rela merantau untuk membiayai kehidupan
orangtua dan adiknya di desa, duh melas banget kisahnya bener. Jadi, banyak
bersyukur pada apa yang telah Allah berikan pada saya sekarang.
Saya cukup shock, ternyata kosan Mun, tidak lebih
besar dari kamar saya di rumah. Ya Allah, terhenyak banget, tapi dia sangat
ramah seperti biasa pada saya, dengan gaya bicaranya yang sungguh renyah, dan
rame banget. Alhamdulillah lagi masih dapat tumpangan inapan sebelum esok hari
balik ke habitat saya kembali ke Karangduren, tempat saya menjalani aktifitas
sehari-hari.
Di sore hari menjelang maghrib, Mbak Avy Chujnijah dengan
blognya mbakavy.com Whatssapp saya, dimana akan ketemuan, dan posisi
saya ada di mana, yang intinya nanti kita ketemuan di mana, dan akan diajak ke
rumah Mbak Nurul Rahmawati dengan blognya di bukanbocahbiasa.com. Karena
sebelumnya saya sudah mengkonfirmasi akan ke Surabaya hanya sehari di grup WAG
Blogger Kekinian, dan ternyata Mbak Avy dan Mbak Nurul yang speak up
banget dengan chat saya di grup. Alhamdulillah, intinya, sekali dayung, dua
tiga pulau terlampai.
Swafoto di rumah Mbak Nurul |
So, sehabis maghrib, saya udah bilang ke Mun untuk antar
saya di dekat tempat saya janjian tadi dengan Mbak Avy. Tempatnya dekat sekali
dengan kos yang saya tinggali. Cukup berjalan beberapa langkah, sampai sudah.
Tidak terlalu kami menunggu, sambil menikmati sempol satu
tusuk yang belum habis. Akhirnya Mbak Avy datang, dan membawa saya melesat
jalanan Surabaya versi desa. Tapi bagi saya itu udah wilayah perkotaan padat
penduduk. Maklum banget, soalnya lama banget tinggal di desa, hehee...
Kami melewati jalan yang cukup sangat jauh. Itupun saya
menawarkan diri untuk jalan kaki ke rumahnya Mbak Avy. Nggak taunya, jalanan
tuh subhanallah jauh banget. Nggak kebayang kalau jalan kaki itu kek gimana
rasanya, hehehe...
Rencana awal kita mau makan-makan di Cito, tapi berputar
haluan. Saya diajak Mbak Avy ke rumah Mbak Nurul, dan makan di salahsatu kedai
bakso dekat kediaman Mbak Nurul. By the way, saya juga dikasih tahu
letak jalan menuju perumahannya Mbak Avy, tapi ya gitu. Nggak yakin kalau main
kesana suatu waktu nanti, bisa ingat apa nggak. Hehhehee...
Alhamdulillah, sampai di rumahnya Mbak Nurul, saya sungguh
excited bertemu beliau. Duhh, ramah banget. Sesuai namanya. Nurul
Rahmawati. Dan cocok kalau disandingkan ngobrolnya sama Mbak Avy, ibuk-ibuk
hebat banget. Kami ngobrol-ngobrol sebentar, dilanjut dengan Makan di Warung
Bakso 3 Raja dekat rumah Mbak Nurul. Cukup jalan laki beberapa langkah. Sampai dah.
Itupun selama perjalanan kita tidak henti ngobrol yang ada kaitannya dengan
dunia bloggerm gaes. Hehehehe...
Nah, barulah sampai di Warung Bakso 3 Raja, saya dikasih
ilmu baru dari Mbak Nurul Rahmawati untuk menulis ulasan di tempat-tempat yang
saya kunjungi lewat Google Maps. Sebuah ilmu yang mungkin nggak nyana bisa saya
dapatkan sampai jauh-jauh main ke Surabaya. Mereka berbaik hati memberikan ilmu
tersebut, yang pernah membawa Mbak Nurul Rahmawati hingga ke Luar Negeri.
Subhanallah...
Mienya, bikin perut kosong langsung penuh, hehee |
Enak banget gorengannya, sumpah. |
Ini Kita, hehehee |
Dan tak disangka pula, saya duduk berhadapan dengan dua
orang blogger yang bisa dikatakan suhu dalam masing-masing bidang di dunia
blogger. Mbak Avy, yang kerap mengajak blogger untuk dapat voucher gratis, yang
kasih tawaran menarik untuk blogger, ada di hadapan saya. subhanallah...
benar-benar seperti mimpi saja, malam itu.
Siang dan malam hari di Surabaya sungguh kado terindah di
awal tahun 2018 ini. Allah mempertemukan saya dengan blogger yang lama tidak
pernah saya jumpai. Sebenarnya jika saya lama liburan ke Surabaya, tentu bisa
mengunjungi blogger-blogger lainnya. Tapi sayang, waktu berkata lain. Saya harus
segera balik.
Mbak Avy, Super woman ^_^ |
Setelah malam mingguan bareng emak-emak hits, saya pun
balik dengan dipesankan Gojek yang ternyata bapaknya bikin esmosi Mbak Avy,
saya pun juga ikut tergelak melihat cerita Mbak Avy waktu bapaknya ditelfon
soal posisi saya berada di jalan rumah Mbak Nurul. Alhamdulillah, sampai kosan,
saya rebahan bentar, hingga akhirnya tertidur sampai esok hari yang sungguh
padat merayap agendanya untuk balik ke Jember.
Ada satu pesan yang sungguh melekat di hati saya dari mbak
Nurul ketika di grup. Inspiring sekali untuk menjalin ukhuwah.
“Kopdar tidak
selalu harus ketemu di event kan?”
– Nurul Rahmawati
Maka dari itu, selagi ada waktu dan kesempatan bisa bertemu
dengan saudara yang memiliki passion yang sama, kenapa harus menunggu event
untuk saling berjumpa?
Semoga apa yang saya sampaikan ini tentang Sehari Mbolang ke Kota Surabaya bisa berguna dan
bermanfaat untuk teman-teman ya... feel free to drop your comments ya
gaes...
21 Januari 2018, 23:21
Di malam Senin yang sunyi
Khoirur Rohmah
Kapan2 aku dan mba Avy yang ngebolang ke Jember yessss
BalasHapusMakkasiyyy udah sempatin mampir yaa
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Aku udah komen tadi.
BalasHapusMasuk apa kagak ya?
wah surabaya, kapan aku akan kembali ke sana
BalasHapuskita kopdar juga enggak di event kan yah, hehehe
BalasHapusdoain yah, Februari nanti semua lancar, Insya Allah mau kopdar sama Endang dan Teh Nunie, maunya sich ada kamu juga.. heheh
Alhamdulillah... Ikut seneng mba :)
BalasHapusrohmah...yang sak umurane anakku hehehehe.... semoga bisa kami yg gantian ke jember ya
BalasHapuswuo emang blogger hits sosok di atas itu
BalasHapusWah ga tahu kalau mba datang.
BalasHapusTahu gitu disamperin
Seneng ya bisa ke Surabaya dan kopdar dengan sesama blogger. Kapan2 kalo ke Bali jgn lupa hubungi saya ya....
BalasHapusaw, jadi kangen kampung halaman sby, rumah ortu deket wonokromo situh
BalasHapusAww... senengnya bisa sekalian kopdar ya. Aku sering ke Surabaya tapi belum pernah kopdar, hihi... Kali aja mau ke Tuban, mampir ya.
BalasHapusYuk gantian mbolang ke Klaten wuk :D
BalasHapusSekalian kopdar kitaaaaaa